Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Peringatan 19 Tahun Teror WTC, Intelijen AS Kecolongan, dan Kini Diserang Bioweapon?

12 September 2020   13:44 Diperbarui: 12 September 2020   13:35 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembajak pesawat membunuh hampir 3.000 orang selama serangan terkoordinasi pada 11 September 2001. Serangan itu antara lain menarget menara kembar World Trade Center (WTC) di New York City, AS.(Getty Images via kompas.com)

Pada Jumat kemarin, tepat peringatan 19 tahun aksi teror spektakuler 9/11 yang dilakukan 19 orang dari kelompok pelaku bunuh diri dengan membajak empat pesawat AS.

Teror yang dilakukan pada tanggal 11 September 2001 dikenal sebagai peristiwa 911. Pembajak menabrakkan dan mampu meruntuhkan menara kembar World Trade Center di New York yang merupakan simbol keperkasaan ekonomi AS, selain itu juga Pentagon sebagai Markas Pertahanan juga diserang, ditubruk pesawat.

Warga dan pemerintah AS menangis dan marah, dan dimulailah operasi kontra teror untuk mengejar siapa dibalik itu semua. Dalam mengikuti pembacaan aksi teror maupun kontra teror, hanya bisa dilakukan dengan disiplin ilmu intelijen, karena disitulah teror sebagai sebuah mazhab ideologis bermukim merupakan bagian (sarana) dari fungsi intelijen penggalangan (conditioning).

Teroris Al-Qaeda dan ISIS

Ayman al-Zawahiri pengganti Osama bin-Laden mengatakan Amerika bukanlah "kekuatan mistis " dan bahwa para mujahidin, pejuang suci Islam itu di tanahnya sendiri bisa mengalahkannya dengan serangan.

Zawahiri (biasa dipanggil juga Zawahri) sebagai pucuk pimpinan Al-Qaeda, kepalanya dihargai USD 25 juta oleh pemerintah AS, diperkirakab bersembunyi di wilayah perbatasan Pakistan - Afghanistan, atau di Afrika Utara. Karena lama tidak bersuara diperkirakan sudah Zawahiri sudah tewas.

Al-Qaeda kini semakin lemah, di Suriah, Al-Qaeda, diwakili oleh cabang mereka Hurras al-Din tisak kuat, di Yaman, Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) lemah, banyak penimpinnya tewas ditembak drone . 

Di Mali, kelompok Al-Qaeda di Islamik Maghreb (AQIM) tokohnya terbunuh. Hanya kelompok Al Shabaab sebagai cel Al-Qaeda yang masih mampu beraksi di Somalia dan Kenya.

Pada tahun 2020 ini, Al-Qaeda fokus ke Yerusalem, akan terus "membebaskan Palestina" dan AS tetap musuh nomor satu. Mereka melempar propaganda bahwa Washington gagal melindungi warganya saat wabah Covid-19 terjadi, dan kelompok kulit berwarna diperlakukan sangat buruk di AS.

Peristiwa 9/11 menjadi studi kasus bahwa sehebat apapun intelijen sebuah negara, tetap ada celah yg bisa ditembus. Terbukti juga Sishanudnas AS yg demikian canggih juga kecolongan. 

Berbahayanya dari aksi-aksi teror, terutama karena inisiatif di tangan mereka, mereka sukses bila kontra teror lengah. Intelijen sebuah negara harus teratur dan terstruktur dengan benar, tidak lengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun