Ketika menjadi Kabakin, Pak Sutopo mencatat sejumlah sukses, di antaranya membongkar penyamaran chief intelijen militer Soviet yang masuk ke Indonesia. Kariernya di Bakin berakhir bersamaan dengan meletusnya peristiwa Malari. Beliau menjabat sebagai Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional dari tahun 1978 sampai 1983.
Operasi Penyelamatan
Tanggal dan bulan tepatnya sudah lupa, di awal tahun 1981, siang itu Letjen Sutopo Juwono, Gubernur Lemhannas beserta rombongan akan kembali ke Jakarta setelah berkunjung ke provinsi Maluku.Â
Beliau beserta rombongan menunggu di VIP Room Bandara. Sesuai protap Pray beserta anggota intel melakukan tindakan pengamanan, kordinasi dengan Bandara dan Garuda. Beliau diantar para pejabat dari Kodam, Kodaeral, Polda dan Gubernur Maluku. Pray berada disisi pintu untuk persiapan boarding.
Mendadak pak Sutopo yang mencoba makan buah gandaria Ambon, buahnya sebesar bola golf warnanya kuning, rasanya seperti mangga, nampaknya tersedak biji gandaria.Â
Beliau terligat sulit bernafas, tersengal- sengal, matanya merah dan terbelalak. Semua pejabat tertegun dan tidak ada yang membantu menolong, saat itu kebetulan di Lanud sedang tidak ada dokter.
Secara instink, Pray mendekati beliau, membuka baju dan kaus dalamnya agar lebih bebas bernafas. Pray membantu mengangkat kedua tangannya keatas dan menuntun kebawah agar dapat bernafas.Â
Upaya tidak juga sukses, rupanya biji gandaria sebesar jempol tangan tersangkut di kerongkongan. Wah, dari teori emergency, Pray menahan badannya agak membungkuk dan dengan telapak tangan memukul di punggungnya, dibawah tulang leher dengan sedikit pukulan kejut. Dua kali dikerjakan biji itu akhirnya terlepas dari kerongkongan.
Tapi, persoalaan baru muncul, nafas beliau tetap berat, tercekik seperti asma. Pray coba membantu mengurut dada, masih tetap sulit bernafas, kekurangan oxygen seperti orang akan tenggelam.Â
Langsung Pray memerintahkan anggota mengambil/meminjam botol oxygen emergency pilot Garuda. Awalnya pilot keberatan, "Ambil" Pray memaksa, Captain pilot mengalah. Setelah diberi oxygen, nafas pak Sutopo agak tertolong, karena kalau kurang Oxygen bisa pingsan dan bahkan mungkin stroke.
Pilot mengatakan, kalau oxygen di bawah batas normal, sesuai SOP pesawat tdk boleh terbang, terpaksa Pray setel secukupnya, yang penting paru-paru beliau cukup diberi bantuan asupan oxygen. Alhamdulillah, setelah 20 menit berjuang, bantuan dokter yang dipangggil dari RS Kodam dan Kodaeral tiba (jarak Kota Ambon ke Bandara 42 km), Alhamdulillah.