Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kemarahan Presiden Jokowi, Panglima Perang Lawan Covid Ditinjau dari Persepsi Intelijen

4 Juli 2020   10:56 Diperbarui: 7 Juli 2020   10:02 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo pada Kamis (25/6/2020) pagi, bertolak menuju Jawa Timur. Ini adalah pertama kalinya Jokowi melakukan kunjungan kerja di masa new normal atau tatanan baru pandemi virus corona Covid-19. (Agus Suparto/Fotografer Kepresidenan)

Di samping kemampuan yang hebat, covid juga memiliki kerawanan, misalnya, cukup banyak yang terinfeksi tetapi bisa sembuh bagi mereka yang terpapar saat kondisinya sehat, tidak punya komorbid. Artinya covid bisa dikalahkan.

Di sistem imunitas kita ada 3 limfosit yg berperan, yaitu sel T, B dan Killer cell (NK cell). Utk corona ini Killer cell lah yg bisa menahannya, karena belum diketemukan vaksin anti covid-19.

Penilaian K3 pasukan sendiri (masyarakat). Indonesia memiliki demikian banyak suku bangsa dengan tradisi budaya dan karakter yang berbeda. Di sinilah peran data intelstrat pusat yang melakukan analisis 9 komponen intelstrat yaitu komponen demografi, sosial budaya, biografi dan sejarah di tiap propinsi. 

Analisa ini disampaikan kepada Panglima perang untuk menilai bila terjadi kegagalan Panglima wilayah menetralisir covid, serta saran tindakan untuk pengambilan keputusan Panglima.

Suport terhadap masing-masing daerah jelas berbeda-beda disesuaikan dengan sikon yang ada. Disamping itu kecepatan pengambilan keputusan dari pusat dan dukungan logistik bagi wilayah sangat diperlukan distribusi yang extra cepat. Kesulitan pasti ada karena Indonesia luas dan pulau-pulau dipisahkan oleh laut.

Dari akumulasi data hingga tanggal 30 Juni 2020, kasus positif nasional 55.092 dan kasus total meninggal 2.876 jiwa. Daerah atau medan tempur wilayah yang berat dari 34 propinsi yang menonjol ada di 6 provinsi.

Dari data Kemenkes hingga tanggal 30 Juni 2020, enam besarnya adalah, pertama Jawa Timur, kasus positif 11.805 ( prosentase nasional 21,42 %), total meninggal 893 (31,05%), kedua DKI Jakarta, kasus positif 11.234 (20,39%), meninggal 632 (21,97%), ketiga Sulawesi Selatan, kasus positif 4.995, (9,06%), total meninggal 168 (5,84%), keempat Jawa Tengah total positif 3.680 (6,67%) , total meninggal 150 (5,21%), kelima Jawa Barat, total positif 3.137 (5,64%), total meninggal 175 (6,08%), keenam Kalimantan Selatan,total positif 3.042 (5,52%), total meninggal 189 (6,57%).

Dari data, terbaca hingga 30 Juni, enam provinsi itu menyumbang 68.7% dari kasus positif nasional, sementara 31,3% kasus positif lainnya tersebar di 28 provinsi. Dari total kematian, enam provinsi tersebut menyumbang 76,72% dari total nasional korban meninggal, sementara 23,28% sisanya tersebar di 28 provinsi.

Kemarahan Presiden Jokowi Selaku Panglima Perang Lawan Covid

Melalui video yang ditayangkan akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020), serta di miror media electronik lainnya, Presiden Jokowi yang penulis sebut sebagai Panglima Perang Lawan Covid menyampaikan pernyataan keras menyoroti kinerja para staf (menteri kabinetnya) pada sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/6/2020).

Presiden Jokowi menilai dan jengkel para menteri yang dinilai tidak memiliki sense of crisis di tengah situasi pandemi virus corona, masih menganggap situasi pandemi saat ini bukan sebuah krisis tapi masih normal. Dinilainya tidak ada progres yang signifikan, yang dikerjakan biasa-biasa saja, belum cukup untuk rakyat dan untuk negara, Jokowi menegaskan akan mempertaruhkan reputasi politiknya.

Belanja-belanja Kementerian agar dipercepat jangan lama, keluarkan peraturan menteri. Harus kerja luar biasa, extra ordinary. Kalau perlu pakai kebijakan perpu atau perpres akan dikeluarkan. Atau gunakan peraturan menteri negara untuk mempercepat, sebagai tanggung jawab kepada 267 juta rakyat. Sebagai contoh, kelambatan terjadi, pertama, bidang kesehatan dianggarkan Rp 75 triliun yang baru keluar 1,53%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun