Setelah beberapa bulan masyarakat dunia didera serangan covid-19, kita terkejut karena Director of Emergency dari WHO, Mike Ryan mengatakan bahwa kemungkinan besar virus Corona tidak pernah benar-benar hilang, dan kita harus belajar beradaptasi dengan virus ini dalam jangka panjang.
Bahkan jika vaksin ditemukan, mengendalikan virus akan membutuhkan "upaya besar-besaran". Pernyataan itu disambut dan diperkuat Pakar WHO, Soumya Vishwanathan yang menegaskan, "dalam jangka waktu empat hingga lima tahun kita baru bisa mengendalikan ini," ujarnya yang ditayangkan Times of India, Sabtu (16/5/2020).
Pernyataan kedua pejabat itu membuktikan bahwa WHO sebenarnya masih gundah, galau, agak-agak "give up" belum menemukan cara dalam mengatasi pandemi Covid-19.
Sebelumnya, WHO dalam laporannya menyebutkan bahwa lockdown telah membantu mencegah penyebaran, kemudian dikoreksi, "Tetapi bukan cara yang paling efektif untuk menghentikan virus".
Agar virus benar-benar berhenti menyebar, minimal 60 - 70 persen populasi mendapatkan kekebalan dari infeksi mematikan ini.
"Bahkan jika vaksin ditemukan, mengendalikan virus akan membutuhkan upaya besar-besaran."
Tetapi ternyata teori Herd Immunity terbantahkan, tidak mungkin akan terjadi pada virus corona SARS-CoV-2, karena virus memengaruhi setiap kelompok umur atau kategori.
Teori berkembang, katanya satu-satunya cara yang memungkinkan mengatasi Covid adalah dengan mengembangkan vaksin dengan cepat.
Nah, kini dimunculkan persoalan, dikatakan bahwa ada masalah lain saat vaksin ditemukan, strain sangat banyak karena virus terus bermutasi, akhirnya kesimpulan WHO, butuh waktu 4-5 tahun untuk mengatasi covid, kita diminta berdamai dengan virus. Nampaknya memang ada misteri yang belum dapat diungkap. Benarkah begitu?
Bisakah Berdamai dengan Virus?
Saran WHO agar manusia berdamai dengan Virus jelas antara bisa dan tidak bisa berdamai. Sepertinya kita terpaksa hidup serumah dan hidup di mana-mana bersama-sama ular cobra.