Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Menakar Dugaan Covid-19 sebagai Senjata Biowar

29 Maret 2020   21:01 Diperbarui: 30 Maret 2020   08:57 5204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
In this file photo, members of the U.S. Marine Corps' Chemical-Biological Incident Response Force demonstrate clean-up techniques for anthrax, a potential biological weapon. | Kenneth Lambert, File/AP Photo

Sementara Presiden Trump menekankan bahwa ini adalah "virus China". Secara logika dalam persepsi intelijen, justru AS yang sangat takut dengan ancaman Covid -19, karena tahu ini jenis flu baru yang ganas, menular dan belum ada vansinnya. 

Penulis perkirakan dari beberapa informasi, ini virus rekayasa yang dibuat ahli China sebagai persiapan senjata biologi.

Mengingat bahwa China selama ini selalu nekat berani melawan AS, nampaknya ada operasi intelijen clandestine. Virus tersebut dibocorkan di Wuhan selalin sebagai bukti, juga konsep perusakan citra dan kekuatan perekonomian China yang selalu dipakan melawan AS. 

Nampaknya memang ada pembocoran virus ganas ini di akhir tahun 2019, dengan memanfaatkan karakteristik lima juta penduduk Wuhan yang selalu berlibur saat akhir tahun menjadi carrier. Akibatnya China mengisolasi 18 wilayah dan 56 juta penduduknya terkunci.

Penyebaran Covid sudah dikalkulasi, China akan diisolasi dan dikucilkan. Efek berantai meruntuhkan citra China dan dampak kerusakan ekonomi China yang menjadi kekuatan menuju impian hegemoni dunia otomatis tergerus.

Tetapi sang handler nampaknya kurang terlalu faham dan salah memperhitungkan dampaknya, awal virus memukul China kemudian berkembang ke 200 negara, termasuk ke Amerika terkena dampaknya, tetapi tujuan utama tercapai, China mengalami beberapa masalah, terutama citra dan kepercayaan masyarakat dunia.

China kini berusaha menarik simpati dengan mengirim ahli medisnya ke beberapa negara plus bantuan obat-obatan. Negara-negara yang dekat dengan China mengalami resesi dan kesulitan. (Target pengondisian tercapai).

Dalam hitungan lainnya, bila virus berasal dari AS, tidak mungkin Trump berani mengambil langkah dengan risiko besar. 

Oleh karenanya, ini sebuah operasi intelijen clandestine high profile untuk membuktikan bahwa China memiliki senjata pemusnah massal dalam bentuk senjata biologis. Jadi nampaknya benar ini Biological warfare, akan tetapi sulit dibuktikan.

Operasi condioning serupa pernah dilakukan intelijen AS saat meyakikan Presiden Bush Junior bahwa Irak memiliki SPM (Senjata Pemusnah Massal). Saat itu Irak harus diinvasi intuk menjatuhkan Sadam Husein.

Tetapi dalam kasus ini, Citra China jatuh, perekonomiannya sebagai senjata utamanya terganggu dan tanpa perlu diinvasi. Inilah kehebatan memainkan virus sebagai sebuah senjata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun