Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan
Bom bunuh diri meledak di Polrestabes Medan pada Rabu (13/11) sekitar pukul 08.45 WIB, dilakukan oleh RMN (Rabbial Muslim Nasution),melukai empat orang anggota polisi, satu PHL, dan satu masyarakat dan menewaskanpelaku.
Bom yang dililitkan di pinggang diledakkan di tempat pengurusan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).
Karopenmas Divhumas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Rabu (13/11), menyatakan pelaku berstatus sebagai pelajar/mahasiswa berusia 24 tahun, memakai jaket driver ojek online untuk penyamaran.
Densus 88 melakukan penggeledahan rumah RMN di Jalan Jangka, dan memeriksa isterinta, Dewi Anggraini. Dewi terbukti memiliki jaringan terstruktur di media sosial, mempelajari paham radikal dan memengaruhi pelaku, bahkan berencana membuat aksi teror di Bali.
Kapolda Sumatera Utara Inspektur Jenderal Agus Andrianto mengatakan, dalam pengembangan bom bunuh diri tersebut Dendus 88 telah menangkap 10 terduga teroris.
Saat pengerebekaan terjadi baku tembak dengan teroris, dua terduga teroris ditembak mati oleh Densus 88 di kawasan Desa Kota Datar, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sabtu, 16 November 2019, satu anggota Densus mengalami luka tembak.
Menurutnya, ada beberapa lokasi yang sudah digeledah dan beberapa tempat juga ditemukan racikan bahan bom berdaya low explosive.
Penggerebekan Terduga Teroris
Disebutkan juga Densus 88 telah meringkus 10 terduga teroris. "Total mulai dari 9 sampai 13 November 2019, ada 10 orang yang diamankan",kata Brigjen Dedi. Kesepuluh terduga teroris yang ditangkap tersebut yakni, satu di Bekasi, tiga di Banten, satu di Jawa Tengah, dan lima di Riau.
Tiga terduga teroris yang ditangkap di Banten dipastikan tergabung dalam Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Banten. Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan ketiganya pernah mengikuti latihan militer dan perang bersama ISIS di Suriah.