Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Hati-hati, Posisi Jokowi Masih Rawan!

18 Oktober 2019   11:06 Diperbarui: 18 Oktober 2019   12:43 2962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-Presiden Joko Widodo melakukan inspeksi pasukan saat upacara Peringatan HUT ke-72 TNI di Dermaga Indah Kiat, Merak, Cilegon, Banten, Kamis (5/10/2017)/TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Penetrasi politik Prabowo
Penulis selain menganalisis sikon ancaman, kini melihat gelagat lain yang unik tapi perlu diperhitungkan, yaitu penetrasi dari lawan politik Jokowi.

Prabowo saat pilpres adalah lawan politik Jokowi yang tangguh, didukung beberapa mantan petinggi TNI ahli strategi, ilmuwan beragam ilmu, ahli IT, juga para kelompok pembonceng fanatis yang memanfaatkan pilpres untuk mencari peluang.

Ujaran puncak saat kampanye pilpres yang  tertinggi adalah "Ganti Presiden 2019". Dengan selesainya pilpres, apakah ambisi ini sudah pupus? Jelas tidak.

Beberapa waktu terakhir Prabowo berhasil merapat ke Ketum PDIP, Megawati, patron terkuat di politik. Semua Ketum Parpol segan kepadanya, karena selain parpolnya pemenang pemilu, kharismanya masih besar.

Hanya Mega yang berani menyebut Presiden Jokowi sebagai petugas partai. Dalam sebuah acara yang ramai, disorot kamera, Surya Paloh Ketum Nasdem dan AHY, putra mahkota Demokrat tidak disalami Mega, ini tokoh ampuh dan confident.

Prabowo juga di-setting dipertemukan dengan Presiden Jokowi, di MRT, makan di Plaza Senayan. Jelas ada pembicaraan dan kesepakatan tertutup.

Prabowo juga menemui Ketum Nasdem, Surya Paloh, akrab berpelukan. Juga menemui Ketua MPR Bambang Soesatyo, menyambangi Golkar, bertemu Ketum Airlangga, bersafari ke PKB, selesai sudah.

Bagaimana membaca ini? Prabowo bukan orang lain, pernah jadi cawapresnya Mega. Dahulu bersama-sama di Golkar dengan Surya Paloh dan Airlangga. Roadshow politik Prabowo jelas ada tujuan tertentu.

Para pengamat mengatakan Gerindra ingin ada wakilnya di Kabinet. Sesederhana itukah? Rasanya tidak. Konseptornya pintar, begitu menyebut tidak ada sekat lagi, bersama dalam membangun bangsa dan negara, tidak ada seorang pun yang mampu membantah.

Penulis menilai ini sebagai penetrasi ke dalam kekuasaan Presiden Jokowi. Menurut Cambridge Dictionary penetrasi adalah kesuksesan mendapat akses ke suatu organisasi, atau kesuksesan menjadi bagian organisasi sesuatu, atau bisa berarti sebagai usaha untuk mencapai sesuatu.

Terbaca ada tiga target, yaitu pertahanan, energi dan pertanian. Deal sudah putus, selama bukan nadi pemerintah yang diberikan, well done saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun