Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Akan Banyak PR Jokowi Pasca Pelantikan Nanti

21 September 2019   12:14 Diperbarui: 18 Oktober 2019   14:02 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (setkab.go.id/Jay/PR)

Menurut Sindhudarmoko (2000), pada korupsi tersangkut tiga pihak, pihak pemberi, penerima dan objek korupsi. 

Secara teori, korupsi apabila dibiarkan akan berdampak terhadap makroekonomi, berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam jangka pendek pengaruhnya belum akan terlihat, tapi dalam jangka panjang korupsi sangat mematikan pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Ekonomi Indonesia pada tahun 2018 tumbuh 5,17 persen. Persentase ini di bawah dari target yang ditetapkan yaitu 5,4 persen. Tapi pertumbuhan ini lebih besar dibanding angka pertumbuhan tahun 2017 sebesar 5,07 persen.

Pada masa pemerintahan Presiden Jokowi pertumbuhan ekonomi sebagai berikut: 2015 (4,8); 2016 (5,03); 2017 (5,07); 2018 (5,17 persen).

Menurut Bank Dunia (World Bank), saat ini perekonomian global dibayangi dengan perang dagang antara Amerika Serikat-China dan potensi resesi ekonomi AS. Hal ini disebut akan memicu aliran modal keluar yang lebih besar dari Indonesia.

Indonesia dikatakan akan makin terpuruk akibat masih tingginya defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). 

Bank Dunia memproyeksi, CAD Indonesia di akhir 2019, US$ 33 miliar naik dari tahun sebelumnya US$ 31 miliar. Kemudian investasi asing atau foreign direct investment (FDI) hanya US$ 22 miliar hingga akhir tahun ini.

Dengan kondisi itu, Bank Dunia menilai, Indonesia membutuhkan dana asing masuk (inflow) minimal US$ 16 miliar per-tahun untuk menutup gap defisit tersebut.

"Indonesia harus reformasi besar-besaran dengan membangun kredibilitas dengan membangun bisnis yang terbuka, kepastian peraturan, dan kepatuhan dengan kebijakan presiden," tambah Bank Dunia.

Presiden Joko Widodo saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (4/9/2019) menyatakan kecewa, karena investor asing masih sedikit menanamkan modal ke Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun