Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Jokowi-Ma'ruf Bisa Menang Minimal 20 Persen Sarnas

22 Maret 2019   03:08 Diperbarui: 23 Maret 2019   04:31 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi dan Ma'ruf Amin. (Foto: TRIBUNNEWS.COM/DENNIS D)

Pada Pilpres 2014 pasangan Jokowi-JK menang dari Prabowo- Hatta, meraih 70.997.833 suara nasional (53,15 %), Prabowo-Hatta, 62.576.444 (46,85%). Selisihnya 6,30 %.

Saat ini, melihat rata-rata hasil enam lembaga survei dari Januari s/d Maret 2019, artikel Pray beberapa waktu lalu memprediksi JKW-Ma'ruf yang akan menang. Terlihat dari perbedaan elektabilitas rata2 Paslon 01 dengan paslon 02 menuju ke Pilpres 2019.

Data rentang selisih minimalnya sebesar 19% dan selisih rentang tertinggi 28%. Kemungkinan besar JKW-Ma'ruf akan unggul diatas 20% suara nasional, bahkan maksimal bisa mencapai 23%.

Hasil analisis intelijen dengan fakta-fakta yg berlaku, oleh penasihat keamanan Presiden AS juga dikatakan sulit, biasanya akan berakhir menjadi sebuah prediksi. Tetapi prediksi yang juga dilengkapi dengan informasi yang telah dikonfirmasi dan dinilai sumber dan isinya.

Hasil analisis prediksi kemenangan Jokowi- Ma'ruf dari persepsi intelijen kini menuntut ekstra pengamanan terhadap petahana. Jangan ambil resiko dengan mengorbankan sisi pengamanan pribadi hanya untuk meningkatkan citra dan elektabilitas dalam sisa waktu yang ada. Penulis berani menyebut sudah cukup, target sudah terpenuhi.

Sudah waktunya kini tim sukses TKN yang bekerja menjaga elektabilitas yang sudah unggul berkat kegigihan blusukan pak Jokowi selama beberapa bulan terakhir ke pejuru tanah air tanpa mengenal lelah.

Amankan titik rawan yg mungkin di eksploitasi lawan politik. Peran Jokowi sebagai ujung tombak kampanye dinilai sudah sangat berhasil, kini hanya dibutuhkan finishing touch menuju ke hari "H".

Tanpa mengecilkan arti upaya pak Prabowo-Sandi, BPN serta para pendukungnya, nampaknya dari waktu yang tersisa 26 hari menuju hari pemilihan, sangat berat untuk membalikkan sikon prediksi kekalahannya. Upaya terbesarnya kemungkinan hanya akan mengurangi bobot kemenangan JKW-Ma'ruf dari 23% menjadi 20%.

Indonesia berbeda dengan AS yg penduduknya lebih maju. Tingkat pendidikan serta cara berfikir yang sederhana di sini sulit diintervensi dengan hoax kelas atas. Konstituen kini sudah terbagi yang militan dan yang kurang faham.

Bagi mereka yg kurang faham dan sederhana, sosok Jokowi yg sederhana, merakyat dan giat bekerja lebih menarik dibandingkan sosok militer yang keras. Ada kecenderungan masih tersisanya residu anti otokratis, lebih nyaman dengan kondisi adem ayem, kira-kira seperti itu.

Mereka masih terbuai dengan sosok SBY yg militer tetapi tidak keras. SBY berpenampilan tenang, tidak meledak-ledak, sementara Prabowo berpenampilan bak panglima perang. Mungkin ini yang dapat dipetik sebagai pelajaran pada masa mendatang bagi para kandidat ex militer yang akan nyapres.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun