Nampak kini beberapa tokoh mantan tiga cagub akan mendukung dan menarik gerbongnya ke paslon 01 seperti Ridwan Kamil, Dedy Mulyadi, Tubagus Hasanudin serta Anton Charliyan. Ini operasi imbangan untuk membalikkan kekuatan pendukung Prabowo yang sangat kuat pada pilpres 2014.
Secara perbandingan angka, suara murni PKS dan Gerindra saat pilkada Jabar 2018, hanya, 6.317.465 (28,74 %) dari 21.979.995 surat suara sah, bila dibanding dibandingkan suara sah pilpres 2014, 23.697.696.
Perolehan JKW-JK pada pilpres 2014, 9.530.315 (40,22%), PBW-Hatta: 14.167.381 (59,78%). Jokowi kalah 4.637.066 suara (19,56%). Kini nampaknya kubu paslon 01 memiliki peluang lebih besar di Jawa Barat, zona merah berat.
Menarik yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indo Barometer M.Qodari, pada Pilpres 2014 Jokowi kalah di sepuluh provinsi di seluruh Indonesia. Apabila kekalahannya di  sembilan provinsi digabung tanpa termasuk Jawa Barat, kekalahannya hanya 3,9 juta suara.
Sementara kekalahan Jokowi di Jabar adalah 4.637.066 suara, Penulis setuju pendapat Qodari, bahwa Jawa Barat menjadi sangat penting, bahkan disebutnya "dahsyat".
Disinilah penetrasi TKN harus lebih  tajam. Sementara di lain sisi, hal serupa bisa juga  terjadi pada kubu BPN apabila tidak waspada, aktif menyerang di Jawa Tengah, tapi berpeluang runtuh di Jawa Barat.
Waktu yang tinggal dua bulan ini jelas akan diwarnai dengan penerapan strategi militer lanjutan, nampaknya operasi psikologi (psychological operation) dan cyber akan semakin menonjol.
Cipkon (cipta kondisi) dengan sarana cyber merupakan sentral dari operasi penggalangan, menurut pengalaman akan mampu menarik swing voters dan bahkan juga golput. Apabila salah satu pihak  kalah di cyber war, jelas harus siap-siap gulung tikar.
Dari fakta-fakta serta data diatas, bagi kubu Jokowi bila berhasil membuat perimbangan (balance) , dan bahkan mampu merebut suara, menang di Jabar dan mampu mempertahankan kemenangan di dua provinsi pokok lainnya, Jawa Tengah dan Jawa Timur, maka peluang menangnya besar.
Bagi paslon 02 Prabowo-Sandi, walaupun serangan BPN ke garis belakang basis PDIP di Jateng tidak ditonjolkan (silent ops), sebaiknya diwaspadai TKN.
Konsep sholat subuh berjamaah jangan dianggap ringan, pesebarannya luas dan masif, para wong cilik dibius dengan informasi kepentingan hidup yang lebih baik.