Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Buku Hasil Ngeblog Saya di Kompasiana Jadi Koleksi di "Australian National Library"

25 Januari 2019   07:20 Diperbarui: 25 Januari 2019   10:51 1966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku-buku yang telah diterbit dari kumpulan artikel dari blog Kompasiana dan Ramaalan Pray (Foto Pribadi)

Kemarin saya dapat WA dari seorang teman yang WN Australia, Natalie Sambhie. Dia memberi kabar ada tiga buku tulisan saya yang dikoleksi oleh Australian National Library. Buku-buku tersebut dijadikan referensi di Australia untuk memahami masalah terorisme -- khususnya di Indonesia-- serta kaitannya dengan jaringan teroris di regional Asia Tenggara dan dunia internasional.

Kedua buku karya saya yaitu "Intelijen Bertawaf" dan "Ancaman Virus Terorisme" diambil dari artikel- artikel yang saya tulis sejak tahun 2008 dan saya posting di dua blog, yaitu Kompasiana dan Ramalan Intelijen.

Buku ketiga, "Terorisme Kanan Indonesia, Dinamika dan Penanggulangannya", adalah hasil kolaborasi tiga penulis yaitu Prof. Obsatar Sinaga, Guru Besar Unpad, DR Ian Montratama dari Universitas Pertamina dan saya --tentu saja. Sebetulnya ada satu lagi buku saya yang juga terkait terorisme yaitu Misteri MH-370.

Saya bersama Natalie Sambhie (Dokumentasi Pribadi)
Saya bersama Natalie Sambhie (Dokumentasi Pribadi)
Natalie sempat mampir ke kantor saya untuk berdiskusi masalah-masalah Pertahanan, Indo Pacific, dan juga politik. Nah, inilah Natali Sambhie yang smart dan pretty.

Natalie kini sedang menyelesaikan tesis PhD di Strategic and Defence Studies Centre, Australian National University, yang fokus meneliti sejarah militer Indonesia. Sejak tahun 2016, ia telah menjadi 'research fellow' di Perth USAsia Centre di mana ia menerbitkan tulisan tentang kebijakan luar negeri dan pertahanan Indonesia serta keamanan Asia Tenggara.

Buku-buku yang telah diterbit dari kumpulan artikel dari blog Kompasiana dan Ramaalan Pray (Foto Pribadi)
Buku-buku yang telah diterbit dari kumpulan artikel dari blog Kompasiana dan Ramaalan Pray (Foto Pribadi)
Buku-buku yang telah diterbit dari kumpulan artikel dari blog Kompasiana dan Ramaalan Pray (Foto Pribadi)
Buku-buku yang telah diterbit dari kumpulan artikel dari blog Kompasiana dan Ramaalan Pray (Foto Pribadi)
Dia sebelumnya bekerja di Lembaga Kebijakan Strategis Australia (ASPI) dari 2012 hingga 2016 sebagai Analis dan Managing Editor blog ASPI, The Strategist di Departemen Pertahanan dan di Universitas Canberra.

Natalie meraih gelar Sarjana Seni (Studi Asia/Hons) dari University of Western Australia dan Master of Arts (Hubungan Internasional) dan Master of Diplomacy, keduanya dari The Australian National University.

Tesis PhD Natalie adalah berusaha memahami warisan konflik dan pendudukan Timor Timur bagi militer Indonesia (TNI) dari tahun 1975 hingga 1999. Literatur mengenai konflik ini menghasilkan wawasan terbatas mengenai bagaimana hal tersebut berdampak pada militer sebagai sebuah institusi.

Buku-buku yang telah diterbit dari kumpulan artikel dari blog Kompasiana dan Ramaalan Pray (Kolase)
Buku-buku yang telah diterbit dari kumpulan artikel dari blog Kompasiana dan Ramaalan Pray (Kolase)
Studi tersebut berupaya menjawab pertanyaan, bagaimana militer Indonesia memahami dan menafsirkan pengalamannya di Timor Timur dan hasilnya yang dipertanyakan(?). Proyek tersebut berupaya memberikan kontribusi empiris pada sejarah Indonesia dengan meneliti lebih dekat interpretasi militer dan representasi Timor Timur.

Secara konseptual, ini akan memperluas wawasan intelstrat komponen budaya dalam studi strategis dengan menyelidiki sebagai studi kasus, apakah peristiwa seperti penarikan atau pengalaman kekalahan Indonesia di Timor Timur tersebut berdampak pada budaya militer.

Dengan memahami tema dominan dalam budaya militer Indonesia, hal ini akan dapat memberikan wawasan tentang preferensi militer, hubungan sipil-militer dan pandangannya terhadap dunia, khususnya hubungan dengan Australia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun