Mohon tunggu...
ono Prayetno
ono Prayetno Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai semua Ciptaan Tuhan tanpa membeda bedakan

Bekerja sebagai Pramuwisata

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dialog Imajiner bersama Cucuku di Tahun 2029

3 Mei 2019   11:39 Diperbarui: 3 Mei 2019   11:56 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Dulu itu usiamu masih belum dua tahun, kakek ingat waktu itu masih bulan Ramadhan, peperangan itu terjadi, dan karena itu pula kita sekeluarga merayakan Hari Raya waktu itu dengan sangat sederhana."

"Tapi syukurlah kamu masih bisa pakai baju baru dan kakek ingat, itu adalah kali kedua kita merayakannya bersama-sama keluarga kecil kita."

Cucuku dengan sangat serius mendengarkan ceritaku,  dia bertanya dan ingin tau kenapa peperangan terjadi.

"Kejadiannya, dulu itu disulut oleh kepentingan politik cu, pada waktu itu penghitungan suara baru saja selesai dan diumumkan oleh lembaga resmi yang dibentuk, dan disetujui oleh DPR bernama KPU."

"Masalahnya karena ada salahsatu kontestan merasa tidak puas dengan hasil yang mereka peroleh,  mereka merasa dicurangi dan mereka mengerahkan massa secara besar-besaran sehingga suasana pun jadi tak terkendali."

 "Massa yang semula hanya meneriakkan Yel-yel semakin terbakar emosinya karena ada yang memprovokasi melalui pengeras suara dan terjadilah kerusuhan disana sini."

Penjarahan, pengrusakan juga pembakaran,  karena massa pun semakin beringas aparat keamanan akhirnya terpaksa mulai menembaki massa dengan peluru karet dan gas airmata,  tapi mereka sudah tidak peduli dan amukan pun semakin menjadi jadi dan membabibuta karena amarah sudah merasuki jiwa.

Korban pun mulai berjatuhan, dari kedua belah pihak dari aparat keamanan dan juga dari kelompok massa.
darah bercucuran membasahi jalanan.

Dan dari ibukota negara itulah kemudian kerusuhan mulai merembet ke daerah daerah terutama di daerah yang jumlah suaranya tak berbeda jauh antara pemilih 01 dan 02 seperti kota Medan dan daerah lainnya, pertempuran sudah bukan antara aparat keamanan dengan warga lagi, tetapi sudah melibatkan antara masyarakat yang pro 01 dan 02.

Yang memang sudah terbelah sejak lama." Konflik horizontal itu membekaskan penderitaan dan trauma yang berkepanjangan seperti yang kamu lihat sekarang semua fasilitas umum pada rusak, pasokan listrik jadi terganggu dan kembali ke jaman biar pet lagi.
 Air pun susah didapat seperti cucu alami sendiri, mau cuci muka saja harus hemat hemat.

"Pengangguran dimana mana karena pemilik modal tak mau berinvestasi di Negara konflik."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun