Mohon tunggu...
ono Prayetno
ono Prayetno Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai semua Ciptaan Tuhan tanpa membeda bedakan

Bekerja sebagai Pramuwisata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tapin, Tempat Pemandian Umum di Kampung Kami

31 Maret 2019   11:30 Diperbarui: 31 Maret 2019   11:43 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Karena susahnya mengambil air dulu ketika aku masih duduk di bangku SD bila hendak mandi pagi biasanya aku harus berjalan jauh dari rumahku melewati  lokasi tanah perkuburan yang bikin aku sedikit merinding.

Tapi lama lama karena sudah menjadi kebiasaan  keangkeran itu pun sudah tak dirasa lagi.

Cuma bila hari hujan di beberapa bagian jalan sedikit licin, karena kondisinya masih berupa jalan tanah setapak dan juga terjal, tapi untungnya masih banyak tanaman perdu yang bisa menjadi pegangan agar tidak mudah tergelincir jatuh.

Maklum di kotaku waktu itu aliran air Tirtanadi masih belum sebagus sekarang walaupun itu hanya mengalir diwaktu tertentu saja tapi bersyukur sajalah.

Daripada dulu untuk menampung air minum saja kadang harus menunggu lama sekali karena airnya datang lebih besar sedikit dari air kencing kucing.

Kalau dipikir dulu itu pendudukpun masih jarang belum seramai sekarang, hutan pun dulu masih banyak dan lebat. Tapi mungkin karena dulu Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi pun belum mempunyai peralatan yang memadai sehingga pelayanannya pun masih seadanya.

Bagaimana pula nanti kalau penduduk semakin bertambah?

Tak terbayangkan lagi bagaimana ngerinya ketika sumber daya alam habis menipis dibabat  dan digarap beralih fungsi jadi lahan pertanian dan tempat tinggal. Sumber sumber air pun mengering seperti sudah terjadi dibanyak kawasan di Indonesia.

Aku masih ingat dulu itu untuk menggosok gigiku aku menggunakan sejenis rumput yang
tumbuh liar disekitar tempat mandi yang biasa kami sebut sebagai tapin, yang dalam bahasa indonesia disebut tepian mandi..atau dalam bahasa batak disebut juga sebagai "tapian" airnya sejuk,jernih dan tidak berbau sehingga setiap orang yang mandi selalu meminum airnya yang bisa menyegarkan seluruh tubuh.

Volume airnya cukup besar dan mengalir melalui pancuran yang terbuat dari batang nipah yang dikerok dalamannya dan membentuk setengah lingkaran.

Setiap paginya tapin ini selalu ramai didatangi oleh orang orang dari berbagai penjuru kota baik yang tua  maupun muda bersatu dibawah pancuran air yang bening dan saling bergantian membersihkan diri dan tidak saling dahulu mendahului tertib. Dan ku ingat dulu itu yang mandi pun tak ada yang memakai basahan polos sepolosnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun