Mohon tunggu...
ono Prayetno
ono Prayetno Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai semua Ciptaan Tuhan tanpa membeda bedakan

Bekerja sebagai Pramuwisata

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jalan Rusak Tidak Mengurangi Minat Wisatawan Mengunjungi Bukit Lawang Sumut

10 Oktober 2018   22:28 Diperbarui: 11 Oktober 2018   14:05 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua kali berturut-turut aku mendapat kesempatan membawa turis ke bukit lawang tempat rehabilitasi Orangutan.

Group pertama dari Belanda dan yang kedua berasal dari Polandia. Kedua group yang terdiri dari satu keluarga itu merasa puas dan kagum akan keadaan alam Sumatera Utara ini.

Cuma sayang infrastruktur untuk menuju ke objek wisata disini masih sangat memprihatinkan.

Terutama jalan menuju ke objek wisata Bukit Lawang. Yang dari dulu sampai sekarang boleh dibilang kurang mendapat perhatian dari para stake holder di daerah ini. Seolah negeri langkat ini tak bertuan dan sendirian.

Kasihan melihat penduduk yang bertempat tinggal disepanjang jalan rusak itu mereka harus merasakan sesak karena menghirup udara yang bergelimang debu.

Belum lagi akibat yang dirasakan oleh para pengemudi yang menanggung kerusakan spare parts bagian bawah mobil.  Keadaan ini semakin diperparah lagi oleh truk truk pengangkut batu kali yang lalu lalang melebihi tonase yang jumlahnya mungkin ratusan setiap harinya.

Tapi jalan rusak pun ternyata bisa membawa "hikmah" karena kendaraan akan cepat rusak mulai dari rusak ringan sampai rusak parah  dengan demikian para montir dan mechanic dapat job begitu juga yang punya kedai-kedai onderdil atau toko spare parts jadi banyak bisnis.

Walaupun  jalan rusak namun bukit lawang  tetap mempunyai daya tarik yang besar bagi para turis mancanegara terutama dari eropa yang kelihatannya sangat betah tinggal berlama lama disana berbaur dengan masyarakat setempat yang sudah mulai dapat merasakan hasil dari kemajuan pariwisata di daerahnya.

Seiring dengan itu pula orang-orang disini sudah bisa menciptakan lapangan kerjanya sendiri dengan menjadi local guide atau pemandu wisata bagi para turis yang hendak trekking ke hutan maupun yang ingin Tubing atau berhanyut,  menggunakan ban dalam tractor atau (tractor tyre inner tube)  yang berukuran besar di sungai dengan berbekal sedikit bahasa inggris untuk berkomunikasi.

Bagi yang punya modal mereka membuka usaha biro jasa travel agent, penyewaan mobil, money changer atau jasa penukaran mata uang, kedai kedai souvenir, cafe dan guest house yang memberi peluang kerja untuk banyak orang itulah yang disebut sebagai "multiplier effect."

Sehingga penciptaan berjuta lapangan kerja bukan suatu yang mustahil apabila setiap pemerintah daerah menyadari potensi  yang ada di daerahnya masing-masing dan tentu harus dibarengi pula dengan kemauan untuk membangun daerahnya melalui sektor pariwisata. Bukan malah sebaliknya, masyarakat membuka tempat wisata Pemda yang sibuk mengutip retribusinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun