Kebuddhaan dalam bahasa Sanskrit disebut  sebagai 'bodhi', yang juga bermakna 'pencerahan'. Ketika kata ini  diterjemahkan ke bahasa Tibet, ia tersusun menjadi dua suku kata:  'jang-chub' yang berarti: Â
1.  Jang artinya purifikasi, dan merujuk pada seorang Buddha yang sudah  sepenuhnya memurnikan semua halangan dan  kesalahannya; Â
2. Chub artinya  pemahaman  atau  realisasi,  yaitu semua kualitas bajik yang telah dicapai oleh seorang Buddha.  Â
Di  sini, kita bisa melihat bahwa pemilihan istilah  jang-chub adalah  contoh penerjemahan yang sangat unggul dan sempurna, karena ia  benar-benar menjelaskan esensi dari Kebuddhaan.  Â
Istilah 'Buddha' dalam bahasa Tibet, 'sang-gye', juga kurang lebih bermakna sama:
1. Sang juga bermakna purifikasi semua halangan dan kesalahan, dan Â
2.  Gye  sendiri artinya pengembangan ataupun pencapaian semua kualitas bajik dengan sempurna.  Â
Jadi,  pada dasarnya, ketika disebutkan bahwa seseorang telah menghilangkan  semua ketidaksempurnaan, ini sebenarnya juga bermakna bahwa ia telah  mengembangkan semua kualitas bajik. Sebaliknya,  ketika dikatakan bahwa semua kualitas bajik sudah berkembang, ini juga  bermakna bahwa semua ketidaksempurnaan sudah berakhir. Artinya,  kita tidak bisa mendapatkan yang satu tanpa yang lainnya. Yang pertama  bermakna yang kedua, dan begitu  pula sebaliknya.Â
Oleh  karena itu, ketika kita berniat untuk mencapai Kebuddhaan, maka ada  dua  pula aktifitas yang harus kita rampungkan, yaitu: Â
1. Menghimpun kebajikan; danÂ
2. Memurnikan kesalahan.Â