Mohon tunggu...
Praviravara Jayawardhana
Praviravara Jayawardhana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang praktisi Dharma

Semoga seluruh alam semesta berbahagia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apakah Sebenarnya Kebuddhaan Itu?

23 Agustus 2018   18:29 Diperbarui: 23 Agustus 2018   18:44 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kebuddhaan dalam bahasa Sanskrit disebut  sebagai 'bodhi', yang juga bermakna 'pencerahan'. Ketika kata ini  diterjemahkan ke bahasa Tibet, ia tersusun menjadi dua suku kata:  'jang-chub' yang berarti:  

1.  Jang artinya purifikasi, dan merujuk pada seorang Buddha yang sudah  sepenuhnya memurnikan semua halangan dan  kesalahannya;  

2. Chub artinya  pemahaman  atau  realisasi,  yaitu semua kualitas bajik yang telah dicapai oleh seorang Buddha.   

Di  sini, kita bisa melihat bahwa pemilihan istilah  jang-chub  adalah  contoh penerjemahan yang sangat unggul dan sempurna, karena ia  benar-benar menjelaskan esensi dari Kebuddhaan.   

Istilah 'Buddha' dalam bahasa Tibet, 'sang-gye', juga kurang lebih bermakna sama:

1. Sang juga bermakna purifikasi semua halangan dan kesalahan, dan  

2.  Gye  sendiri artinya pengembangan ataupun pencapaian semua kualitas bajik dengan sempurna.   

Jadi,  pada dasarnya, ketika disebutkan bahwa seseorang telah menghilangkan  semua ketidaksempurnaan, ini sebenarnya juga bermakna bahwa ia telah  mengembangkan semua kualitas bajik. Sebaliknya,  ketika dikatakan bahwa semua kualitas bajik sudah berkembang, ini juga  bermakna bahwa semua ketidaksempurnaan sudah berakhir. Artinya,  kita tidak bisa mendapatkan yang satu tanpa yang lainnya. Yang pertama  bermakna yang kedua, dan begitu  pula sebaliknya. 

Oleh  karena itu, ketika kita berniat untuk mencapai Kebuddhaan, maka ada  dua  pula aktifitas yang harus kita rampungkan, yaitu:  

1. Menghimpun kebajikan; dan 

2. Memurnikan kesalahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun