Mohon tunggu...
Emanuel Pratomo
Emanuel Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - .....

........

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sensasi Selera Lidah Pemimpin Negeri di Teras Istana

12 Mei 2018   06:19 Diperbarui: 12 Mei 2018   08:25 1131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dapur Resto Teras Istana (Foto:Prattemm)

Sejak era kepemimpinan Presiden Joko Widodo di tahun 2014 hingga kini, sudah tak terhitung ribuan rakyatnya telah dijamu langsung di Istana Negara termasuk 100 Kompasianer. Sop buntut merupakan salah satu menu yang disajikan ketika dilakukan jamuan untuk para Kompasianer Pilihan tersebut. 

Jokowi sebenarnya menyukai makanan apa saja asal tamunya turut senang. Namun jika tengah berkunjung ke Solo, biasanya menyantap sate buntel dan sate kere Solo. Lho, memang tahu dari mana? 

Harry Kiss, panggilan akrab Harry Aprianto Kissowo, tentu saja telah melakukan riset mendalam mengenai apa saja yang menjadi selera lidah para pemimpin negeri ini. Harry Kiss yang dikenal sebagai pebisnis sound system terkemuka ini, berkolaborasi membangun resto nan unik bersama kedua putranya Vidi Aldiano dan Vadi Akbar.

Jika menilik silsilah keluarga Harry Kiss, ternyata leluhur mereka yang bernama Eyang Sumijati Djojodosastro merupakan koki di negeri Belanda. Wow, pastinya Harry Kiss mewarisi resep masakan rahasia keluarga. 

Harry Kiss mengingatkan bahwa umumnya makanan sehat identik dengan tidak enak. Namun dirinya menggaransi dapat menyajikan makanan sehat yang paling enak dengan harga terjangkau dan tempat nyaman yang serasa makan di Istana. 

Bahan baku resto berasal dari kebun, tambak dan peternakan sendiri yang seluruhnya menggunakan metode organik. Sebuah jaminan makanan sehat dan enak tanpa MSG, tanpa pestisida serta tanpa hormon. Sajian kuliner yang dapat dinikmati kuliner ala Barat (western food) serta menu khas Indonesia, yang dipastikan berasal dari bahan baku terpilih. 



Kalau cuma menu western food dengan bahan baku organik, apa yang menjadi keunikannya ya? Konsep resto keluarga yang sesuai dengan namanya Resto Teras Istana, kita akan bersantap dalam nuansa seperti di Istana. Dekorasi interior resto akan terasa seperti sedang berada di setiap salah satu sudut Istana. 

Gorden berwarna merah dan emas serta dinding putih yang persis bernuansa seperti yang ada di Istana Merdeka. Sementara foto pemandangan halaman istana di jendela, persis seperti nuansa di Istana Bogor.

"Spirit makan di Istana Negara dibawa ke publik," jelas Vidi Aldiano. Nah, sangat cocok bagi masyarakat yang belum pernah dan sangat penasaran ingin merasakan makan di dalam suasana Istana Merdeka dan Istana Negara. 

Kita tak hanya dapat mengenali jejak historis kegiatan di Istana Kepresidenan, namun juga dapat merasakan sensasi selera lidah para pemimpin negeri ini. 


Aktivitas pekerjaan Harry Kiss di bidang rental sound system, salah satunya telah mengantarkan dirinya untuk menyambangi hampir seluruh Istana Kepresidenan di tanah air. Terbersit muncul ide setelah berbincang dengan Kepala Rumah Tangga mengenai Menu Otentik Kepresidenan. 

Restoran ini diharapkan dapat melengkapi informasi yang berada dalam Museum Kepresidenan di kota Bogor, karena belum adanya informasi spesifik masing-masing kuliner kegemaran dari para presiden dan wakil presiden. 

Nah ini dia keunikannya, kita akan dapat mencicipi menu-menu historis yang menjadi selera kegemaran dari para Presiden dan Wakil Presiden. 

Bung Karno (Presiden Soekarno) sangat menggemari sayur lodeh, sayur asem dan nasi jagung. Sementara Bung Hatta (Wapres M.Hatta) menyukai setup jambu merah, sayur bening bayam jagung serta selada padang. Gulai Pakis yang selalu dikirim ke rumah Bung Hatta, ternyata dibuat oleh Ibu Fatmawati. 

Ketika bepergian menggunakan pesawat terbang, Pak Harto (Presiden Soeharto) dan Ibu Tien Soeharto dipastikan membawa sangu makanan buatan Ibu Lien Soekartono. Jika Pak Harto menyukai arem-arem, maka Ibu Tien sangat menyukai Gadon. Masakan sayur lodeh buatan Ibu Tien, sangat disukai oleh Pak Harto. Minuman daun salam merupakan minuman favorit Pak Harto. 

Pak Habibie (Presiden BJ.Habibie) sangat tidak menyukai yang namanya duren, sementara Ibu Ainun Habibie tidak menyukai makanan mentah dan setengah mentah seperti sashimi. Ayam goreng adalah salah satu menu makanan yang sering dipesan Pak Habibie. Untuk minuman kegemarannya adalah jus terong belanda campur sirsak. 

Dendeng batothok, gulai otak sapi dan gulai limpa, merupakan menu kesukaan dari Gus Dur (Presiden Abdurrahman Wahid). Sementara Ibu Mega (Presiden Megawati Soekarnoputri) sangat menyukai ikan bakar khas Gianyar dan bothok mlanding. 

Lalu bagaimana dengan selera dari Pak SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono)? Pak SBY ternyata menyukai mangut iwak Pe, tahu pong, nasi goreng ala SBY, krupuk kampung dan krupuk gado-gado merah yang sudah agak melempem. 

Tak hanya menu kegemaran para pemimpin negeri, tapi Harry Kiss juga berusaha membawa menu khas Istana-istana Presiden. Ada Bandrek Istana Bogor, Ikan Balita Istana Cipanas, Ikan & Pizza Volcano Istana Tampak Siring. 

Ternyata ada juga lho menu kegemaran Paspampres. Sajian Ayam Seberang Istana, merupakan menu makanan dari warung makan yang berada di seberang Istana Bogor. Menu ayam goreng ini telah menjadi kegemaran para pengawal yang bertugas di lingkungan Istana. 

Sementara masih ada menu kuliner khas ala para penghuni kapal perang KRI TNI Angkatan Laut. Ada biskuit KRI, mie KRI, Kopi Navy.


Ternyata ada juga lho menu langka yang menjadi kegemaran Panglima Jenderal Besar Soedirman. Dalam masa sulit di medan gerilya dalam era perang kemerdekaan, Panglima Soedirman sangat menggemari Sego Walang. 

Menu spesial khas Istana Presiden, para pemimpin negeri ini, KRI TNI-AL, dapat dinikmati oleh para pengunjung pada setiap hari Jumat dan Sabtu. 

Wow, Harry Kiss pun telah berancang-ancang akan berekspansi hingga luar negeri. Resto Teras Istana nantinya akan buka di tempat yang banyak orang Indonesia bermukim, seperti di Belanda, Jerman, Austria, Hongkong dan Mekkah. 

"Rempah-rempah Indonesia luar biasa. Jika ditampilkan ke dunia internasional, Mengapa Tidak?," ujar Harry Kiss.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun