Mohon tunggu...
Yudha Pratomo
Yudha Pratomo Mohon Tunggu... Jurnalis - Siapa aku

is typing...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Geliat Xiaomi Menuju Raja Teknologi

24 Mei 2016   16:33 Diperbarui: 25 Mei 2016   02:44 1565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Xiaomi. Sumber: androidandme.com

Apa yang terlintas dalam Anda ketika mendengar istilah hape cina? Mungkin akan terpikir handphone butut dengan kualitas rendah. Atau bahkan handphone KW super dengan bentuk menyerupai iPhone atau Blackberry.

Mungkin seperti itu persepsi Anda ketika pertama kali mendengar istilah hape cina. Memang tidak salah, karena awalnya saya pun demikian. Harga dan kualitas yang berbanding terbalik. Murah memang, dan kerap dibilang murahan malah. Tapi standar kualitasnya jauh di bawah teknologi buatan Negeri Matahari Terbit.

Tapi itu sudah lain zaman. Lain dulu, lain sekarang. Kini hampir tidak ada lagi orang yang menganggap handphone asal Tiongkok alias hape cina berkualitas rendah. Para produsen asal Negeri Tirai Bambu ini menggeliat, menunjukkan taji bahwa mereka tidak takut dengan Jepang, Korea bahkan produk Amerika.

Satu per satu merek-merek bermunculan. Lenovo, Meizu, ZTE, Oppo, dan yang paling menyita perhatian adalah Xiaomi. Siapa yang tidak tahu Xiaomi? Merek ini menjadi fenomena untuk pecinta gadget.

Ya, perusahaan yang dikepalai oleh Lei Jun ini kini menempati peringkat 3 sebagai distributor ponsel pintar terbesar di dunia. Padahal, umur perusahaan ini masih sangat muda.

Saya sendiri pertama kali mengenal Xiaomi ketika sistem operasi Android yang dimodifikasi produsen ini dituduh menjiplak iOS dari Apple. Tuduhan ini terjadi sekitar pertengahan 2014 lalu. Ketika itu, desainer produk Apple, Jony Ive mengatakan, MIUI 6 benar-benar memiliki struktur desain yang sama persis dengan iOS.

Namun Co-Founder Xiaomi, Lin Bin langsung menyanggah. Bahkan ia menawarkan satu buah ponsel Xiaomi secara gratis pada Ive agar ia bisa membandingkan dengan lebih seksama. 

Melihat kontroversi ini, sebagai Apple Fanboy, bukan ingin mencela, malah saya pribadi merasa salut dengan Xiaomi ini. Jika bisa, saya beri acungan 4 jempol dan standing ovation sekaligus.

Sungguh, bukan bermaksud mempromosikan atau apa pun itu, tapi saya melihat bahwa Xiaomi ini bisa menggabungkan dua aspek penting untuk konsumen, yaitu keindahan dan kemudahan.

Seperti halnya iOS dalam perangkat Apple, sistem operasi Android hasil modifikasi Xiaomi (MIUI) terlihat sangat simpel. Tampilannya tidak bertele-tele dan tentu saja cantik dipandang. Namun kelebihannya, sistem operasi ini berbasis Android. Jadi Anda bisa bebas memodifikasi dengan mudah.

Poin inilah yang menjadi satu keunggulan perusahaan asal Tiongkok ini. Selain itu spesifikasi yang diusung Xiaomi pun tidak rendah. Mereka berani menjual ponsel spesifikasi tinggi dengan harga yang lebih rendah.

Upaya Menjadi Raja Teknologi

Tidak hanya berhenti pada produk ponsel, Xiaomi melebarkan sayap ke berbagai lini produk. Contohnya adalah Xiaomi Yi. Yi adalah produk kamera aksi (action cam) yang sempat menggetarkan GoPro sebagai pemuncak pasar kamera aksi. Kemudian ada juga Mi Band, gelang pintar yang dapat mendeteksi kondisi tubuh ini mampu bersaing dengan Nike Fuel Band.

Bahkan pada 2014 lalu Xiaomi meluncurkan pengamat tekanan darah cerdas yang memenuhi standar sertifikat medis profesional. Perangkat hasil kerja sama dengan iHealth Labs ini bisa mendeteksi tekanan darah, denyut jantung, serta jumlah denyut nadi dan menyajikan grafik nyata.

Melihat jajaran produk dengan berbagai lini tersebut bukan tidak mungkin Xiaomi akan menjadi raja teknologi selanjutnya, yang mampu mengalahkan Samsung dalam banyak sekali varian produk.

Bagi saya, Xiaomi ini sangat berani untuk masuk dalam lini produk yang bahkan tidak (atau belum) bisa dimasuki oleh Samsung, Apple atau merek sejenisnya. Salah satu gebrakan Xiaomi adalah dengan yakinnya mereka masuk dalam pasar pesawat terbang nir awak (drone).

Selama ini pasar drone masih dikuasai oleh perusahaan senegaranya, DJI dengan persentase pasar komersial hingga 70 persen di seluruh dunia. Tentu saja ini adalah salah satu langkah cepat Xiaomi untuk menuntaskan ambisinya, menjadi penguasa teknologi dunia.

Satu hal lagi yang bisa memuluskan jalan mereka adalah harga. Menyasar negara berkembang yang notabene penduduknya berpenghasilan rata-rata menengah keatas. Dan berdasarkan data moneter internasional, saat ini jumlah negara berkembang hampir sebanyak tiga kali lipat dari negara maju. Artinya, pasar untuk Xiaomi sangat luas dan sangat mendukung untuk menjadi penguasa.

Akan sangat menarik jika melihat bagaimana kehidupan dan pasar teknologi masa mendatang. Semakin banyak produk yang muncul maka semakin menarik juga peta persaingan. Dan saat ini, teknologi bukan hanya dikuasai AS, Korea atau Jepang, tapi Tiongkok juga semakin menggeliat. Selain produknya yang semakin kompetitif, harga yang jauh lebih terjangkau juga menjadi poin utama.

Bahkan jika meramalkan perkembangan kedepan, mungkin saja Xiaomi ini akan terus menambah lini-lini produk mereka. Bisa jadi mereka akan masuk ke pasar laptop, kamera mirrorless, atau perangkat lain yang tidak bisa kita duga. Kita lihat saja nanti apakah ambisi ini akan terpenuhi, atau tidak sama sekali. 

---------------

“Any sufficiently advanced technology is indistinguishable from magic.” 
 Arthur C. Clarke, Profiles of the Future: An Inquiry Into the Limits of the Possible

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun