Mohon tunggu...
Pratiwi Zuriaty
Pratiwi Zuriaty Mohon Tunggu... -

Lahir di Bulan Januari 1987 menjadikan saya harus sadar bahwa saya sudah harus menjadi wanita dewasa dan harus menentukan sikap. Tapi kayaknya yang saya lakukan saat ini hanyalah sebuah suratan takdir... Pelan tapi pasti,,saya akan mewujudkan cita-cita saya!!!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hobi: Nonton Sinetron???

20 Februari 2010   04:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:50 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebagai seorang calon ibu rumah tangga, saya sebetulnya suka sekali nonton sinetron. Mulai dari waktu saya bocah jaman sinetronnya Paramitha Rusadi yang menceritakan percintaan orang kaya vs orang melarat dengan setting rumah mewah berpilar tinggi dan bertangga luas. Film saat saya menjelang ABG yang berawalan "Ter", mulai dari Tersanjung (dari generasi Lulu Tobing sampai cucu-cucu nya), Tersayang-nya Jihan Fahira, dan 'Ter' lain-lainnya. Sinetron dengan judul sebuah nama pemeran utamanya, contohnya "Wulan", "Intan", "Melati untuk Marvel", "Safa dan Marwah", dan lain-lain. Dan yang lagi ngetrend lagi adalah film dengan judul-judul religius dengan soundtrack religius juga, sebut saja "Cinta dan Anugrah", "Amanah dalam Cinta", dan sebagainya. [caption id="attachment_77990" align="alignnone" width="300" caption="gambar diambil dari http://images.google.co.id"][/caption] Walaupun banyak orang yang bilang ceritanya gitu-gitu saja, muatannya tidak mendidik dan bahkan terkesan pembodohan. Ya memang begitu,,wong saya penasaran dengan jalan ceritanya. Ditambah lagi, ibu saya yang notabene ibu rumah tangga beneran, setiap malam sepulang saya kerja juga nontonnya sinteron indonesia itu, jadi ya tidak ada pilihan lagi untuk mengikuti jalan ceritanya yang berliku. Tapi entah kenapa beberapa bulan belakangan ini saya jadi merasa sebel, bete, dan malas untuk nonton sinetron lagi. Karena saya mulai geregetan dengan sinetron yang berkesan dipanjang-panjangin. Kayaknya sudah mau selesai, eh kok malah diperlebar ceritanya dan ditambah dengan peran antagonis baru,,masalah baru lagi, tambah panjang deh ceritanya. Saya jadi merasa kok mau-maunya saya dibodohi, dari saya sd sampai saya kerja kok masih disuguhi hal-hal yang itu-itu saja. Dulu jam-jam makan malam setelah ngerjain PR, nonton sinetron yang ceritanya tentang anak ketuker. Sekarang capek-capek pulang kerja nonton sinetron anak ketuker juga. Bahkan saking sebelnya saya sampai melakukan banyak hal yang nggak penting, yaitu mencari info di internet kapan sinetron itu akan habis masa tayang. Karena saya capek dengan segala melodrama yang membuat adrenalin terpacu dan mau langsung nonton bagian happy ending nya saja. Harusnya kan semakin saya dewasa, saya dikasih tontonan yang bisa mengasah kedewasaan saya juga. Seperti misalnya Discovery Channel, Pansus Century, Kick Andy, dan lain-lain. Atau memang itu salah saya nya juga kali ya yang nggak mau mencoba mencari tontonan baru. Kayaknya sih salah TV saya yang cuma bisa menayangkan tiga stasiun TV dengan jernih, dan stasiun itu isinya kebanyakan sinteron. Saya mencoba merangkum 10 hal yang saya benci dari sinetron: 1. Ide ceritanya itu-itu saja: anak ketuker, percintaan si kaya dan si miskin, perebutan harta warisan, benci jadi cinta (musuh jadi pacar), dsb 2. Ceritanya selalu dipanjang-panjangin. Jarang ada sinetron yang habis masa tayang kurang dari sebulan walaupun ditayangkan hampir tiap hari. Padahal dalam sebulan harusnya banyak loh perubahan yang terjadi, tapi kok masalah di sinetron nggak selesai-selesai juga ya. 3. Pemainnya itu-itu saja. Bahkan sampai ada julukan bagi si mas-mas itu sebagai "Raja Sinetron stripping"...wuidihhhh... 4. Karakternya terlalu mudah ditebak. Seperti di jidat pemainnya ada tulisan "Si protagonis" yang cirinya adalah orang yang pasrah dan paling sering mewek, atau "si antagonis" yang matanya selalu melotot nanar dan senyum licik walaupun banyak orang di sekitar dia. 5. Terlalu ekstrim. Yang baik, baik dan pasrahan banget (inget Lala di sinetron Bidadari yang kerjaannya nangis-nangis dan selalu terjajah tanpa bisa membela diri). Yang jahat, jahatnya parah banget sampai banyak adegan memberikan racun ke makanan atau memutus kabel rem mobil yang bikin orang kecelakaan. 6. Peran yang tidak pas dengan pemerannya. Misalnya ABG yang berusia 14 tahun memerankan anak kuliahan, atau usia ibu dan anaknya yang terlihat tidak terpantau jauh. 7. Mempertontonkan kemesraan yang berlebihan. Kalau menurut saya sih yang namanya kejar-kejaran di taman dan diakhiri dengan peluk-pelukan dan gendong-gendongan agak berlebihan ya...apalagi kalau ada adegan sok-sok jatuh dan bertatap-tatapan...iyuhhh.. 8. Terlalu banyak kebetulan. Mungkin nggak sih orang yang jadi musuh bebuyutan kita ternyata adalah orang yang dijodohin ke kita atau saat rahasia akan terungkap tau-tau si antagonis datang dan membuat rahasia tidak jadi terungkap. 9. Figurannya tidak maksimal. Terlihat dari gaya bicaranya yang kaku dan adegannya terkesan cuma tempelan. 10. Waduhhhh sudah kehabisan ide nihhhhhhh... Yang jelas yang paling saya benci dari sinetron adalah: membuat saya tidak bisa berpaling dari televisi!!!!! Gimana dong???Gimana saya pinter kalau begini terus???

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun