Mohon tunggu...
Wiwin Pratiwanggini
Wiwin Pratiwanggini Mohon Tunggu... Administrasi - A lifestyle blogger

Blogger | Book Writer | WA: 08156852076 | wiwin.pratiw@gmail.com | pratiwanggini.net

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Akses Kesehatan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas dan Kusta

24 Juli 2021   21:55 Diperbarui: 24 Juli 2021   22:02 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Host Ines Nirmala bersama 2 (dua) narasumber

Ardiansyah (Aktivis Kusta / Ketua PerMaTa Bulukumba)
Ardiansyah (Aktivis Kusta / Ketua PerMaTa Bulukumba)

Sedangkan di Bulukumba, menurut Ardiansyah, yang dilakukan adalah advokasi ke rumah sakit. Sebagaimana diketahui bahwa rumah sakit khusus kusta yang ada di sana berubah menjadi rumah sakit umum. Hal ini menyebabkan banyak penderita kusta mengeluhkan pelayanan yang sebelumnya bisa didapatkan dengan baik kemudian tidak lagi. Hal tersebut terkait dengan urusan prosedur. Selain itu, juga keluhan sehubungan dengan layanan BPJS Kesehatan, misalnya prothese tidak dicover, masa opname atau rehabilitasi di rumah sakit yang disamakan dengan pasien umum padahal penderita kusta bisa saja membutuhkan waktu lebih lama.

"Lalu apa pula yang dilakukan dalam situasi pandemi seperti sekarang ini?" demikian pertanyaan dari Ang Tek Khun yang dijawab oleh Bapak Suwata. Beliau mengatakan ada 5 (lima) strategi yang diambil di masa pandemi ini, yaitu:

1. Layanan kesehatan: Mendekatkan layanan terkait dengan penyakit kusta yang terintegrasi dan terkolaborasi, antara lain dengan kegiatan deteksi dini, kegiatan pengobatan profilaksis pada kontak penderita kusta, pengobatan MDT, pengobatan reaksi sesuai tatalaksana, perawatan mencegah kecacatan melalui kelompok-kelompok perawatan diri maupun perawatan secara mandiri di rumah.

2. Meningkatkan skill dan kapasitas/kemampuan petugas kesehatan itu sendiri melalui pelatihan-pelatihan, baik untuk dokter, perawat, dan lain-lain. Misalnya on the job training bagi dokter atau petugas kusta di Puskesmas dan petugas terintegrasi program lainnya dalam melakukan tata laksana kusta. Juga melalui workshop integrasi program yang ada di puskesmas.

3. Peningkatan peran serta masyarakat, antara lain dengan workshop komunikasi perubahan perilaku bagi tokoh-tokoh potensial yang ada di desa, pelatihan kader kusta, memberikan akses rujukan kasus suspect kusta oleh kader-kader kusta yang ada di desa, advokasi pembiayaan kegiatan-kegiatan deteksi dini kusta melalui sumber pembiayaan dari dana desa (karena bagaimanapun sekarang desa menjadi salah satu obyek pembangunan yang seluruh pendanaan sudah ada di desa dimana biaya kesehatan memang cukup besar).

4. Melakukan pemenuhan kebutuhan logistik, misalnya obat-obatan.

5. Pemenuhan jaminan kesehatan oleh pemerintah bagi OYPMK, penderita kusta, dan penyandang disabilitas. Karena mereka adalah kelompok-kelompok masyarakat yang "termajinalkan" yang mendapatkan stigma yang cukup kuat sehingga secara ekonomi ini juga akan berpengaruh.

Selanjutnya menjawab pertanyaan dari Eka Dwi Handayani mengenai cara penanganan kesehatan orang kusta di kota-kota, Bapak Ardiansyah menyampaikan dua hal yaitu:

1. Banyak melakukan edukasi tentang kusta kepada generasi muda khususnya mahasiswa di kampus untuk memberikan pemahaman tentang penyakit kusta. Agar generasi muda ini menjadi tameng adanya stigma karena stigma ini adalah warisan pemahaman dari orang-orang terdahulu.

2. Pentingnya penguatan literasi kesehatan tentang penyakit kusta agar masyarakat bisa mengakses informasi tentang kusta dengan baik dan benar. Karena terjadinya stigma adalah juga karena kurangnya informasi tentang kusta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun