Mohon tunggu...
yudhi
yudhi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pendidikan itu mengobarkan api dan bukan mengisi bejana. (Socrates)

Suka tertawa sendiri, tetapi tidak gila. Hu hu hu ha ha ha ....

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pilih Siapa, Ya? Prabowo atau Jokowi?

25 Maret 2019   15:47 Diperbarui: 25 Maret 2019   16:32 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Hmm... di Pilpres 2019 ini saya bingung untuk menentukan pilihan akhir. Selama ini saya bolak-balik memindahkan dukungan dari Prabowo ke Jokowi, lalu kemudian berganti lagi dari Jokowi ke Prabowo, dan seterusnya ....

Mengapa demikian ? Karena di Pilpres ini tidak menyediakan pilihan capres yang ideal menurut saya. Kedua-dua pilihan capres yang ada saya nilai jelek kualitasnya, ibarat tahu vs tempe. Padahal saya maunya ikan dan daging sapi yang bergizi.

Syukurlah hal ini bisa terjadi karena adanya aturan Presidential Threshold sehingga menghalang-halangi putra-putri terbaik bangsa Indonesia untuk berkesempatan memimpin negara ini.

Kelemahan Jokowi adalah karakter bebal dan tidak kompetensi-nya dalam menjalankan pemerintahan. Bebal karena ia tidak menggubris berbagai masukan-masukan yang diterima, sehingga tentu saja membuat orang yg memberi masukan menjadi jengkel kepadanya. Tidak kompetensi-nya dapat dilihat daripada kebijakan ekonomi yang tidak kreatif, terlalu bebas, dan tanpa perhitungan yang matang.

Tetapi yang saya akui kelebihan daripada Jokowi adalah ia bersih dan punya tanggung jawab dalam mengemban jabatan presiden Indonesia selama ini.

Hanya bagaimana dengan professionalitas Jokowi ? Tentu saja merah rapornya. Menteri-menteri banyak diisi oleh orang partai, perlakuan hukum yang pincang dalam hal agama, pemilu, dan bisnis. Jokowi terlalu ciut nyalinya untuk berhadapan dengan pengusaha raksasa, dapat dilihat contohnya tuntutan ganti rugi Freeport untuk kerugian pencemaran lingkungan yang tidak keras dilakukan oleh presiden Jokowi kepada Freeport.

Singkatnya, Jokowi ini sebenarnya orang yang sangat baik, tetapi berkarakter lemah sehingga mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.

Oke, dari Jokowi beralih ke Prabowo, bagaimana dengan Prabowo ?

Ho ho ho .... yang satu ini haruslah saya acungkan jempol dalam hal kenakalan, itu tidak perlu lagi kita diskusikan. Tapi, justru karakter yang nakal inilah yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Seorang pemimpin itu tidak perlu kalem dan selalu terlihat baik, tetapi yang penting harus cerdas, nakal, dan berniat mulia. Nah, apakah Prabowo memenuhi semua kriteria sebagai seorang pemimpin yang cerdas, nakal, dan berniat mulia ? Kalau untuk poin cerdas dan nakal itu sudah oke, tapi saya belum tahu mengenai poin berniat mulia. Mungkin nanti jika Prabowo diberi kesempatan untuk memimpin negara ini baru saya bisa menjawab poin tersebut.

Prabowo jelas punya kharisma sebagai seorang pemimpin. Dia mampu menggerakkan seisi bangsa sesuai dengan yang dikehendakinya. Dengan kualitas kepemimpinannya, asalkan ia bekerja keras, ia akan mampu membawa bangsa Indonesia menuju bangsa yang kuat dan berjaya. Prabowo juga adalah orang yang terbuka dan mau mendengarkan masukan dari orang lain, dan itu adalah sesuatu yang sangat positif bagi seorang pemimpin sehingga kita sebagai masyarakat dapat belajar untuk bersikap terbuka dan mampu mengkoreksi kesalahan yang ada pada diri pemimpin itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun