Konferensi Insinyur Se Asean (CAFEO 36) yang di adakan di Resort World Sentosa -Singapura dari tanggal 12 november - 14 november 2018 Â memberikan kenangan manis bagi dunia keinsinyuran di wilayah Kepulauan Riau. Ajang pertemuan organisasi Non pemerintah se Asean beranggotakan 10 negara yang bergerak di bidang keinsinyuran (engineering) setahun sekali berisi forum working group, engineering education, SMRT railway technology, governing body meeting dan certification of AER (asean engineering register).
 Acara tersebut selain di hadiri oleh delegasi dari 10 organisasi keinsinyuran Se Asean yaitu PII (persatuan insinyur Indonesia), IES (The Institution of Engineering Singapore), IEM (The Institution of Engineering Malaysia), PUJA (Pertubuhan ukur jurutera & arkitek), PTC (The Philipine technological council), EIT (The Engineering Institute of Thailand), BEC (Board of Engineers Cambodia), LUSEA (Lao union of science and engineering associations), MES (Myanmar engineering society) and Vusta (Vietnam Union of Science and Technology) , juga di hadiri oleh Mr. Zaky Muhammad, Minister of Planning and Minister of Manpower of Singapore dan Dr. Ir. Arif  Yahya Msc. IPU.  Menteri Pariwisata Republik Indonesia.Â
PII wilayah kepri telah berperan aktif men-supervisi anggota nya yang tergabung dalam persatuan insinyur Indonesia (PII) agar tersertifikasi sebagai AER. AER merupakan sertifIkat registrasi para insinyur profesional yang di berikan oleh AFEO (The Asean Federation of Engineering Organizations - Federasi Organiasasi Keinsinyuran Se Asean) yang bertujuan untuk : memberikan standarisasi dasar (baseline standard) mengenai profesi insinyur dalam menghadapi globalisasi dunia internasional.
Penyerahan medali dan sertifikat AER merupakan bagian dari Rangkaian acara CAFEO 36 yaitu pada tanggal 13 november 2018 bertempat di Ballroom East (RWS - Resort World Sentosa). Penyerahaan Medali dan sertifikat AER oleh Dr. Ir. A. Hermanto Dardak, MSc, IPU selaku ketua umum PII dan Ir Prof Dr Norlida Buniyamin selaku AER Head Commisioner kepada masing-masing insinyur. Total lebih dari 100 insinyur dari seluruh Indonesia yang berhak mendapat sertifikat AER tersebut terdiri dari rektor berbagai universitas terkemuka di Indonesia (ITB, UGM, dll), dosen, mahasiswa pasca sarjana, professional employee bahkan pejabat daerah, 7 insinyur dari wilayah kepri termasuk yang berhak atas sertifikasi AER.Â
Hal ini di harapkan menjadi trigger bagi para profesional yang bergerak di bidang keinsinyuran (sesuai amanat UU no 11 tahun 2014) di wilayah kepri dan batam khususnya agar mendaftarkan diri sebagai AER (Asean Engineering Register) melalui PII sehingga batam sebagai halaman depan Republik Indonesia mempunyai kesetaraan dalam standarisasi keinsinyuran untuk men-filter arus deras globalisasi (MEA - Masyarakat Ekonomi Asean) dan menaikkan index human capital secara nasional.
Salah satu aspek dalam HCI yaitu knowledge, dapat di tingkatan melalui kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pihak universitas (akedemisi), organisasi profesi (PII), dan industry sector (praktisi) agar semakin banyak tenaga ahli / professional yang tersertifikasi baik di tingkat nasional dan internasional sehingga sinkronisasi antara "output" dari pendidikan formal dan "demand" dari industri dapat tercapai.