Mohon tunggu...
Eko Prasetyo
Eko Prasetyo Mohon Tunggu... profesional -

Hingga Januari 2015, penggemar wedang kopi ini baru menulis 30 buku. Kini ia melanjutkan sekolah di Pascasarjana Unitomo Surabaya. Alasan utamanya kuliah S-2 adalah menghindari omelan istri.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Woles

16 Januari 2014   13:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:47 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Seorang pelajar SMP bergegas ke tempat parkir di belakang sekolahnya. Sembari mengambil sepeda kayuhnya, dia berteriak memanggil temannya. ”Ayo cepetan. Woles banget sih,” ujarnya.

Ragam bahasa gaul semakin berkembang. Banyak kosakata baru yang muncul. Dulu, pada 1990-an, ada kamus gaul yang dikarang oleh Debby Sahertian. Kosakata yang masuk di situ di antaranya ialah akikah (aku), lekong (pria), cucok (tampan), ye (kamu, dari bahasa Belanda jij), dan ember (membual, omong kosong).

Saya malah melihat bahwa banyak kata di kamus tersebut yang digunakan oleh para kapster salon kecantikan. Tak sedikit di antara mereka merupakan pria yang gemulai.

Kini kamus gaul ala anak muda zaman sekarang sudah berbeda. Generasi muda, khususnya anak layangan (alay), yang sering menjadi penggembira di acara hiburan televisi memperkenalkan banyak kosakata gaul baru.

Misalnya, kata yang berakhiran –oy seperti sotoy (sok tahu), letoy (lambat), dan kimpoy (bercinta). Ada pula kata yang diambil dari bahasa asing kemudian dimodifikasi. Salah satunya yang tengah populer sekarangadalah woles.

Pola pembentukannya mirip bahasa walikan asal Malang. Contohnya, kata makan menjadi nakam, arek Malang menjadi kera Ngalam, dan bojo menjadi ojob. Kata woles juga demikian. Kata tersebut berasal dari bahasa Inggris, slow. Dengan tambahan fonem /e/, kata slow tadi dibalik menjadi woles. Maknanya pun tak jauh dari aslinya: lamban.

Surabaya,16 Januari 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun