Mohon tunggu...
Eko Prasetyo
Eko Prasetyo Mohon Tunggu... profesional -

Hingga Januari 2015, penggemar wedang kopi ini baru menulis 30 buku. Kini ia melanjutkan sekolah di Pascasarjana Unitomo Surabaya. Alasan utamanya kuliah S-2 adalah menghindari omelan istri.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Minyak Kemiri

13 Mei 2015   10:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:06 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya lebih meyakini bahwa wajah Gajah Mada itu seperti yang terlihat pada arca Brajanata di Museum Nasional Jakarta. Bukan wajah Gajah Mada yang digambarkan oleh Muh. Yamin pada 1945, yakni raut pria berwajah tembem dan berambut ikal.

Brajanata merupakan tokoh cerita rakyat zaman Majapahit. Ia dilukiskan seperti Wrekudara a.k.a Bima. Brajanata digambarkan sebagai sosok kakak pelindung Raden Panji, yang diduga sebagai personifikasi Hayam Wuruk, raja Majapahit paling kesohor.

Di Museum Nasional Jakarta, arca Brajanata bernomor inventaris 310d dan diambil dari Gunung Penanggungan, Jawa Timur. Wujudnya tegap, berkumis melintang, berambut ikal, dengan lingga menonjol.

Saya memang ngefans berat sama tokoh Sumpah Palapa ini. Hampir semua buku tentang komandan pasukan Bhayangkara Majapahit ini saya lahap. Termasuk novel berjudul sama karya Langit Kresna Hariyadi.

Umumnya, saya menemukan bahwa banyak tokoh macho yang tidak hanya memiliki kepemimpinan (leadership) bagus, tapi juga kumis tegas. Contohnya, Sakera (legenda jawara Madura).

Yup, punya kumis! Itulah target tahun ini selain membeli sepasang kambing yang montok dan sehat. Alasannya? Sebab, kelas saya di jurusan komunikasi dihuni banyak ibu-ibu muda dan pemuda tanggung. Mereka butuh figur mahasiswa pemimpin yang tidak hanya cerdas, tapi juga keren (baca: berkumis).

Ini bukan sekadar obsesi, namun ada sisi historisnya. Jika rambut bagi kaum hawa merupakan mahkota, demikian pula halnya pada pria. Di negara Turki, sampai-sampai ada pepatah yang berbunyi, ”Seorang pria tanpa kumis ibarat rumah tanpa balkon.”

Kumis menjadi perlambang kewibawaan. Bahkan, bentuk kumis punya makna tersendiri. Kalau kumisnya mirip diktator Josep Stalin, ini dianggap lebih menyukai aliran ekstrem kiri.Jika kumisnya rapi, seorang lelaki dianggap punya jiwa religius dan konservatif. Jika kumisnya tipis dan seksi? Tidak diragukan lagi, itu pasti pedangdut Iis Dahlia!

Namun, menumbuhkan kumis itu menyisakan persoalan lagi bagi saya. Susah. Setelah baca literatur di beberapa situs internet, akhirnya saya putuskan untuk mengolah sendiri kemiri di atas wajan dengan api sedang. Ingat, tak perlu ditambahi dua ikat daun kemangi, 250 ml santan, dan dua buah terong ungu karena kita tidak sedang memasak menu terong bakar bumbu kemiri.

Setelah kemiri mengeluarkan minyak, matikan kompor. Minyak inilah yang dipercaya berkhasiat menumbuhkan rambut, kumis, dan cambang.

Namun, apa lacur, kumis dambaan itu tak kunjung tumbuh. Apakah harus studi banding ke Iis Dahlia? Entahlah. Setidaknya yang masih menghibur diri ini adalah Bang Haji Rhoma Irama saja tidak berkumis, tapi pernah menggaet Ayu Soraya dan Angel Lelga.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun