Hari ini, Senin, 11 Oktober 2010, saya membaca ulasan tentang anak-anak bertalenta yang juga berprestasi bagus di bidang akademis. Salah satunya, Ferdian Maha Putra. Bocah kelas dua SD yang tinggal di Surabaya itu piawai dalam mendalang. Dia bahkan menyabet predikat dalang cilik berbakat dalam Festival Dalang Bocah Se-Jawa Timur 2010 di gedung Cak Durasim, Surabaya.
Dia pun punya banyak job mendalang, baik di Surabaya maupun kota lain seperti Nganjuk dan Jombang. Kendati disibukkan oleh aktivitas mendalang, Ferdian mampu berprestasi di bidang akademis. Dia meraih peringkat III di kelasnya.
Hobi jalan, prestasi akademis pun jalan. Ini pula yang terjadi pada Muhammad Arya Rizkianto. Bocah yang kini berusia 12 tahun itu merupakan salah seorang drumer cilik fenomenal di Indonesia. Dia pernah meraih penghargaan Muri (Museum Rekor Dunia Indonesia) sebagai drumer termuda yang tergabung dalam band anak-anak pada 2006.
Nah, salah satu judul ulasan itu adalah Ndalang ke Kota Lain, Tetap Ranking III. Saya menggarisbawahi kata ranking di situ. Menurut saya, penggunaan ranking tidak pas. Sebab, yang dimaksud adalah peringkat. Mengapa tidak pas? Ranking berasal dari kata dasar rank. Akhiran –ing di situ memiliki fungsi seperti imbuhan pe-an dalam bahasa Indonesia.
Rank dan ranking memiliki makna yang berbeda. Rank adalah peringkat/pangkat/tingkatan. Sedangkan ranking bermakna pemeringkatan. Jika yang dimaksud adalah peringkat, tentu kata Ranking pada judul di berita tersebut mesti diperbaiki. Atau, kata Ranking bisa langsung diganti Peringkat.
Surabaya, 11 Oktober 2010
Referensi:
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa Depdiknas)
2. Kamus Inggris-Indonesia (John Echols, Hasan Sadily)