Mohon tunggu...
Abdul RahmanPrasetyo
Abdul RahmanPrasetyo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Dosen Jurusan Seni dan Desain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pelatihan Pembuatan Wall Art untuk Guru Prakarya di Kabupaten Trenggalek

17 Desember 2021   05:26 Diperbarui: 17 Desember 2021   05:32 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurikulum 2013 memposisikan mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan sebagai mata pelajaran wajib paket B yang bertujuan untuk membekali para siswa agar memiliki kreativitas dan inovasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi perkembangan perekonomian bangsa Indonesia. 

Kurikulum 2013 diberlakukan karena adanya kekhawatiran pemerintah Republik Indonesia mengenai menurunnya kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia untuk bersaing dengan bangsa lain dan mengikisnya kepercayaan diri generasi bangsa untuk dapat mengembangkan diri melalui kegiatan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan bangsa Indonesia. 

Kurikulum 2013 juga tidak hanya membekali kecerdasaan intelektual para peserta didik untuk menyelesaikan suatu masalah, tetapi juga membekali peserta didik dengan kecerdasan spritual dan sosial yang ditambah lagi dengan kecerdasan dalam memahami suatu teori untuk diaplikasikan dalam praktek [1].

 

Implementasi kurikulum 2013 berdampak signifikan pada sebaran guru dan mata pelajaran. Pada kebijakan kurikulum KTSP dan berubah pada kurikulum 2013 ada banyak guru-guru mata pelajaran yang kehilangan mata pelajaran, antara lain guru Bahasa daerah, guru IT, dan PLH [2]. 

Perubahan kerikulum tersebut membuat sebaran mata pelajaran dan guru pengampu berubah. Tambahan mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan membuat pihak sekolah melakukan ploting guru Bahasa daerah, PLH, dan IT untuk masuk mengajar mata pelajaran tersebut. 

Padahal mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan ini merupakan mata pelajaran vital yang diharapkan mampu membekali peserta didik untuk mampu menciptakan produk dan memiliki kemampuan wirausaha. 

Data survey dan hasil wawancara menyatakan bahwa guru-guru prakarya dan kewirausahaan di Kabupaten Trenggalek belum memiliki pengalaman berwirausaha, hal ini berdampak signifikan terhadap kualitas materi pelajaran yang diberikan [3].

 

Pemanfaatan potensi lokal sebagai subjek material yang perlu dieksekusi wajib dipertimbangkan. Salah satu potensi lokal yang dimiliki adalah kayu. Kayu olahan baru maupun daur ulang harganya sangat murah di Trenggalek. Trenggalek merupakan wilayah yang didominasi hutan dan Kawasan pertanian. 

Sumber daya alam berupa kayu banyak dihasilkan dari kabupaten ini. Wilayah dengan luas 1.205,22 km dan 70 % merupakan wilayah pegunungan dan pertanian [4]. Kayu hasil hutan yang didistribusikan ke luar kota bahkan ekspor mencapai ribuan glondongan per hari. Namun kayu hasil dari Trenggalek ini mayoritas dikirim mentah dan tidak diolah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun