Mohon tunggu...
SRI SUPRAPTI
SRI SUPRAPTI Mohon Tunggu... Guru - GURU

Hobi : Gemar Membaca

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Makna Filsafat Kidungan "Ana Kidung Rumeksa ing Wengi"

6 Desember 2022   10:17 Diperbarui: 6 Desember 2022   10:40 2572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Penulis sendiri waktu itu belum tahu artinya sama sekali. Tetapi anehnya setiap kali Orang Tua menyenandungkan kidungan itu, semua anak-anaknya termasuk penulis sendiri yang mendengarnya segera terdiam. Lebih aneh lagi  tidak ada sepatah katapun yang keluar dari anak-anaknya.  Baru setelah selesai kidungan anak-anaknya mengeluarkan kata-kata, biasanya dalam bentuk pertanyaan. Namun demikian Orang Tua selalu menjawab pertanyaan dari anak-anaknya dengan penuh kesabaran. Bahkan sering ditambah dengan kata-kata untuk selalu jujur, aja nyolong lan aja ngapusi ( jangan mencuri dan jangan bohong ), berdoa-terus menerus dan selalu mendekat kepada Allah. Dan kata-kata itu sampai sekarang masih berlanjut digunakan oleh anak cucu dan keturunannya.

Dalam Kidung Rumeksa Ing Wengi dibahas tentang hal-hal yang bersifat keagamaan untuk memberikan pedoman bagi masyarakat Jawa dalam menghadapi datangnya jaman edan atau jaman kala bendhu dan kalatidha. Jaman Kalabendu; (Kala: Jaman, masa; Bendu: marah; kalau dikatakan antuk bebenduning Pangeran, artinya mendapatkan amarah atau hukuman dari Allah. Mengapa Tuhan marah? Tentunya karena perbuatan manusia di dunia sudah melampaui batas, terlalu banyak melanggar hukum-hukum Allah).Dalam "Sarine Basa Jawa", Padmasukatja (1967) disebutkan "Kalabendu" sebagai jaman dimana kesusilaan manusia sudah rusak. Ada pengaruh "Bathara Kala disitu".

Dengan pengertian seperti tersebut di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa dalam Kidung Rumeksa Ing Wengi mempunyai tujuan agar manusia dalam hidup di dunia ini harus selalu beriman kepada Allah. Sebagai seorang Muslim dalam mengarungi bahtera kehidupan yang penuh dengan gelombang, tidak merasa bimbang, tidak ragu-ragu menghadapi persoalan yang sedang dihadapi. Berpikir yang cerah, hati terasa tenang dan tentram, mempunyai pendirian yang kuat serta mempunyai sikap optimis dalam hidup. Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah Allah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram ( QS.al-Ra'd:28 ). Tanpa keimanan dan kehidupan yang berdasarkan kepentingan duniawi semata, maka perbuatan manusia akan sia-sia.

Dibaca dari kata-kata bait pertama "Ana kidung rumeksa ing wengi" ( ada nyanyian yang menjaga di malam hari ), ternyata Sunan Kalijaga ingin menngajak umat Islam saat itu untuk membaca dan mengamalkan sungguh-sungguh Kidungnya ini demi keselamatan di malam hari. Sebab dengan cara Kidungan niscaya mereka akan selamat dari berbagai macam kejahatan yang berasal dari jin., setan dan manusia yang menggunakan ilmu hitam.

 Hal ini merupakan pemahaman atau penjelasan Sunan Kalijaga atas Surah al- Falag dan an-Nas. Selain beriman, yaitu untuk lebih fokus kepada kehidupan nyata (menjadi manusia yang selalu waspada, legawa/ hati yang lapang). Dan yang terkhir yaitu hubungan manusia dengan Tuhan. Setiap perbuatan ditampakkan dengan sikap sabar, syukur dan pasrah kepada Allah. Apabila ini dilakukan dengan sungguh-sungguh dapat dikabulkan oleh Allah, dapat tercapai semua yang diinginkan.

Jadi hanya dengan memohon perlindungan kepada Allah, karena Dia yang menetapkan dan mengatur hukum-hukum alam, yang menjadikannya muncul di tengah kegelapan malam. Biasanya kejahatan atau kesulitan muncul di malam hari atau direncanakan dalam keadaan gelap, baik kejahatan dari manusia, binatang dan sebagainya.

 Dengan meyakini bahwa Allah adalah yang mampu membelah kegelapan malam dengan terangnya pagi seseorang akan yakin pula bahwa Allah juga mampu menyingkirkan kejahatan dan kesulitan baik kapan dan dimanapun akan muncul pertolongan untuk menyingkirkan kesulitan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun