Mohon tunggu...
Pranata Riano
Pranata Riano Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang Belajar

Seperti umumnya orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamat Jalan Berto, Tenang di Sisi-Nya

22 Juni 2020   22:38 Diperbarui: 23 Juni 2020   07:52 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok halaman facebook Hugging Not Judging 

"Jangan pernah mendiskriminasi manusia-manusia yang mengalami nasib serupa denganku. Sebab yang dibutuhkan adalah dukungan dan motivasi," ucap Berto (bukan nama sebenarnya)

Petikan kalimat bernada pesan diatas kembali mengingatkanku pada sosok Berto. Ya, karib sepermainan yang belum lama kujumpai. Tepat di bulan syawal kemarin. Masih dalam nuansa lebaran. Dimana suasana takbir kemenangan umat muslim masih berkumandang.

Pada pertemuan sebelumnya. Kala itu, tak nampak sedikit pun raut wajah takluk atas sakit yang dialaminya. Apalagi nada lemah yang terdengar dari mulutnya. Meski virus HIV telah bersamanya sejak 2010 silam. Akibat penggunaan jarum suntik tak steril pastinya.

Itulah sekilas kisah tentang Berto. Sosok ceria yang pernah melewati masa-masa kelam hidupnya. Saat terjerembab pada buaian palsu bubuk heroin. Kini mantan pecandu aktif Putaw itu telah berpulang keharibaanNya. Semoga damai disisiNya. Itulah sebait doa yang kusisipkan. Begitu mendengar kabar kepergiannya.
 
Mungkin kini ia tengah berkumpul dengan sahabat yang sudah mendahuluinya. Teman senasib pada proses perjalanan kehidupan.

Kini tak ada lagi sosok tegar bernama Berto. Yang bagiku adalah salah satu contoh manusia teguh pada prinsip. Untuk kembali pada jalurnya. Sebagaimana orang baik yang ku kenal. Jauh sebelum dimana ia mengenal barang laknat yang mengantar pada akherat.

Khusnul khotimah dan tenang disana harapku. Sebagaimana senyum yang biasa menghias wajahmu. Kelak, sesekali akan kuceritakan jatuh bangun perjuanganmu dalam melawan virus mematikan itu. Meskipun takdir yang harus membuatmu menyerah.  

Sebab masih terngiang jelas ditelinga. Seperti pesanmu kala itu,

"Masih banyak sosok-sosok Berto lain yang butuh dukungan. Beri mereka motivasi. Memeluk bukan menghakimi,"

Salam hormat kawan. Keabadian telah memanggilmu.(*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun