Mohon tunggu...
adi pranata
adi pranata Mohon Tunggu... Akuntan - Pranata

hanya pemulung kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

AHY Salah Apa?

24 Oktober 2019   10:54 Diperbarui: 24 Oktober 2019   11:00 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Partai Demokrat semakin hilang pamor, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)  sebagai pendiri Demokrat membawa partainya kebelakang, Nasib partai pemenang pemilu 2009 ini akankah hilang? Kemunduran Demokrat sebenarnya sudah terlihat saat ketua Umum nya Anas Urbanigrum harus masuk hotel prodeo, santer terdengar pula saat itu Presiden SBY memang tidak mau membantu Anas karena dianggap akan membawa petaka pada kekuasaanya nantinya di Demokrat.

Tentu saja karena saat itu Anas adalah juga calon potensial presiden muda. Kemunduran Demokrat adalah saat menjadi abu-abu dalam pentas demokrasi atau pemilu 2014, Presiden SBY ingin terlihat sebagai politikus yang bijak tanpa didepan terlihat mendukung salah satu calon presiden, Jokowi dan Prabowo. Namun sebenarnya Demokrat saat itu lebih condong ke kubu Prabowo. Posisi abu-abu ini memperlihatkan bahwa Demokrat ingin menang sendiri, dan terkesan pengecut. 

Pemilu tahun 2019 ini pun demokrat kembali berada dijalur abu-abu, hal ini dikarenakan sebenarnya Demokrat ingin bergabung dengan partai pengusung Presiden Jokowi, karena Presiden SBY tau Presiden Jokowi bakal menang, namun sayang Presiden Megawati tidak terlalu suka dengan mantan menterinya ini, karena merasa dihianati dulu. 

Setelah kemenangan Presiden Jokowi, Presiden SBY dan Demokrat langsung menyatakan selamat dan keluar dari bagian dari kubu prabowo yang masih bermimpi bahwa kubu mereka menang. Presiden SBY tau bahwa hasil hitung cepat cukup akurat, dan dia tidak mau moment ini hilang, menunjukkan Demokrat itu sahabat jokowi.

Presiden jokowi  merasa puas dengan sikap Demokrat ini, dan langsung mengundang AHY sebagai perwakilan Presiden SBY yang saat itu sedang menemani ibu Ani di Singapura untuk bertemu di istana dan berdiskusi. Saat itu semua orang menafsir bahwa AHY akan menjadi bagian kerja Jokowi. 

Beberapa kali memang AHY tanpak datang ke istana, sinyal kuat bakal jadi Menteri, bahkan saat Menpora dicopot, AHY dikabarkan akan menggantikannya, tapi kembali itu tidak terjadi. Presiden SBY tau bahwa AHY tidak akan bisa jadi menteri kalau Presiden Megawati tidak merestui, tentu Presiden Jokowi pun tidak mau ambil resiko berhadapan dengan PDIP demi seorang AHY, dan sebagai ahli strategi Presiden SBY meminta AHY untuk mendekati Presiden Megawati, dengan datang ke kediaman Presiden Mega disaat lebaran, suasana cair, hal ini juga berkat Puan Maharani. 

Sinyal restu dari Presiden Mega membuat Demokrat PD, sayangnya pada acara di DPR, saat AHY mau menyalami Megawati, AHY dicuekin. Beberapa orang masih merasa itu tidak disengaja, tapi kemarin kita melihat bahwa efek salama di cuekin itu fatal, AHY tidak jadi berseragam putih. 

Ternyata loby Presiden SBY kepada Presiden Jokowi sehari sebelum Jokowi bertemu Prabowo tidak membawa hasil, Demokrat dicuekin, Presiden Jokowi lebih tertarik dengan Gerindra dibanding Demokrat yang hanya 7% di DPR. Tentu Jokowi ingin Demokrat tetap oposisi, sehingga pemerintahan dia tidak dirasa otoriter, toh juga kalau Demokrat oposisi tidak ada pengaruhnya jika ada masalah karena suaranya kecil. 

Apa itu adalah kesalahan AHY? 

secara kemampuan dan kecerdasan AHY tidak usah diragukan, selain dia adalah lulusan terbaik Akmil dia juga adalah orang dengan lulusan terbaik di setiap pendidikan yang dia ikuti. Presiden Jokowi tau potensi AHY, namun Presiden Jokowi tau partai pendukungnya tidak setuju itu. Mereka takut AHY akan menjadi bintang di 2024. Pilihan dia menjadi menteri artinya membuka jalan bagi dia untuk calon presiden 2024. 

Partai-partai pendukung Presiden Jokowi tidak mau kehilangan kembali kesempatan karena saat itu Presiden Jokowi sudah harus meletakkan jabatannya. 

AHY semoga anda mendapat posisi yang tepat, namun saya yakin Presiden SBY sedang memikirkan strategi 2024 untuk putranya. 

Salam. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun