Mohon tunggu...
adi pranata
adi pranata Mohon Tunggu... Akuntan - Pranata

hanya pemulung kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Jokowi Bukan Tuhan

18 September 2019   20:29 Diperbarui: 18 September 2019   20:48 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Serangan terhadap Presiden Jokowi semakin keras, bahkan dari para pendukungnya, banyak pendukung Jokowi menyesal atas sikap Jokowi menyetujui Revisi terhadap RUU KPK. 

Tentu jika dilihat memang apa yang setujui oleh Jokowi untuk mengamini usulan DPR akan revisi RUU KPK yang sekarang sudah menjadi UU menjadikan Jokowi di cap tidak pro akan pemberantasan korupsi. 

Tapi apa keputusan seorang presiden tanpa sebuah pertimbangan? apalagi kalau Jokowi mau cari aman bisa saja dia biarkan saja Revisi ini di lepas lagi ke Presiden berikutnya, biar Presiden berikutnya saja yang nanggung resiko ini, tapi kenapa Jokowi mau mengambil resiko dia di bully? 

Ayo kita lihat dari sisi lain, Presiden Jokowi 5 tahun lagi tentu sudah tidak akan maju lagi menjadi presiden, dan dia hanya perlu mencatat tinta emas dimasa 5 tahun terakhir ini. Jokowi menyetujui revisi RUU KPK pasti bukan tanpa perhitungan atau tanpa melihat ada masalah di KPK. 

Jokowi adalah orang yang paling kuat di negeri ini, karena dia mampu mengendalikan BIN dan intel lainnya untuk mendapat informasi tentang apa saja yang terjadi dalam tubuh KPK. Dan karena itu tentu Jokowi tau dalam KPK ada masalah, masalah yang akan memperlemah KPK, jadi untuk menjaga KPK tetap kuat Revisi ini dipandang perlu. 

Belum apa-apa Revisi ini menjadi konsumsi publik yang menghebohkan, bahkan belum tau apa yang direvisi sudah banyak orang menolak, dengan anggapan akan melemahkan KPK. 

Lalu apa selama ini KPK sudah kuat? KPK bahkan cenderung menjadi lembaga politik saat pemilu, bahkan banyak drama yang terjadi. Ingat KPK itu lembaga suci, tapi manusia yang ada dialam KPK tidak semua suci. 

Masih ingat mantan wakil ketua KPK yang saat pensiun menjadi pengacara kembali dan malah terkena kasus saksi palsu dan kita lihat saja sepak terjangnya saat menjadi pengacara di MK untuk capres prabowo sandhi. Dia itu dulu di eluh-eluhkan lo di KPK. 

Presiden hanya manusia, mungkin saja dia salah dengan keputusan ini, tapi mari kita sesekali percaya dan yakin dengan pemimpin kita, tentu mereka memiliki pertibangan dalam pengambilan keputusan, jika nantinya keputusan itu salah ayo sama-sama di perbaiki. 

Sayangnya masyarkat Indonesia lebih percaya pada drama sinetron dibandingkan data, melihat beberapa ketua KPK yang mengembalikan mandat kepada Presiden seperti melihat bahwa ketua KPK itu seperti anak remaja yang lagi ngambekan sama ortunya. 

Mereka tau bahwa pengembalian mandat kepada Presiden itu tidak ada, karena KPK bukan mandataris presiden, mereka hanya pansos mencari dukungan drama bahwa yang salah ini presiden. 

Desas-desus beberapa anggota lama KPK adalah orang-orang yang lebih berkuasa di KPK dibanding para komisioner KPK juga sudah menyebar. Mungkin saja itu benar, karena beberapa anggota KPK adalah orang-orang lama yang sudah lebih dari 10 tahun ada di KPK, mereka tentu lebih paham KPK dibanding para komisioner yang dilantik. Jadi kesempatan mereka untuk menanam jangkar kekuatan di dalam KPK. 

Hal ini yang ingin dihindari oleh Presiden Jokowi, Revisi bukan berarti menggembosi KPK, Revisi ini juga bisa memperkuat KPK, jangan lah kita terperangkap oleh Drama para oknum dalam tubuh KPK. 

Semoga dengan UU yang baru ini KPK bisa lebih baik, Jokowi memang bukan tuhan, tapi dia adalah pemimpin yang kita tunjuk untuk membawa Indonesia  menjadi lebih baik. 

Salam.... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun