Dimasa pandemi covid-19 saat ini, perkembangan teknologi media digital begitu pesat. Kita sangat mudah mengakses informasi karena bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja termasuk dalam bidang pendidikan.
Dimasa pandemi covid-19 ini tidak dipungkiri ranah pendidikan merupakan salah satu yang paling berdampak karena ditutupnya banyak sekolah untuk mencegah penyebaran virus covid-19. Untuk itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Nadiem Makarim menerbitkan surat edaran perintah untuk melakukan pembelajaran secara daring untuk semua sekolah.
Berbagai media pembelajaranpun digunakan untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh atau secara daring bisa melalui media seperti Zoom, Google Meet, Google Classroom, maupun melalui aplikasi Whatsapp. Namun untuk pelaksanaannya dari segi sarana dan prasarana ada banyak sekali rintangan yang dihadapi seperti masalah koneksi dan masalah kuota yang kurang memadai. Secara mental, banyak siswa yang mengeluhkan pembelajaran daring ini, seperti sulitnya berkonsentrasi, kesulitan memahami pelajaran, sulit untuk bertanya kepada guru maupun teman.
Penulis mengambil sampel 10 orang dari SMP Negeri 2 Baleendah untuk diminta pengambilan data mengenai Pembelajaran Jarak Jauh. Berdasarkan hasil dari Google Form, banyak siswa yang merasa bahwa pembelajaran jarak jauh ini cenderung membosankan, kesulitan memahami pelajaran dan membuat siswa tidak bisa berkonsentrasi. Kebanyakan siswa hanya akan mengerjakan tugas -- tugas dari gurunya saja, dan kalau ada materi yang tidak bisa dimengerti mereka kesulitan untuk bertanya baik kepada guru maupun kepada temannya. Akan tetapi, dengan berjalannya pembelajaran jarak jauh ini diharapkan pandemi covid-19 ini segera berakhir dan pembelajaran tatap muka dapat dilakukan.
