Mohon tunggu...
Pramasta Adjie
Pramasta Adjie Mohon Tunggu... Freelancer - Ordinary Human

Miliki Lebih Sedikit, Lakukan Lebih Banyak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

UMKM Terdampak Covid-19, KKN UNEJ Melakukan Pemberdayaan Berbasis Manajemen Produksi dan Pemasaran

10 Agustus 2020   22:45 Diperbarui: 11 Agustus 2020   16:37 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah melaksanakan rangkaian kegiatan sejak tanggal 1 Juli 2020 silam, maka saat ini mahasiswa yang mengikuti KKN Universitas Jember bertajuk KKN Back To Village mencapai “puncak”nya. Ibarat sebuah perlombaan lari maraton, saat ini sudah mendekati garis finish. Tentu, dalam konteks KKN, bukan siapa yang tercepat yang menjadi juara layaknya lomba lari maraton, melainkan semua mahasiswa yang mengikuti KKN Back To Village 2020 yang menjadi juara/pemenangnya. Berbagai kegiatan telah dilakukan selama kurang lebih satu bulan lamanya untuk mengabdi dan menerapkan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi di daerahnya masing-masing. Hal ini disebabkan karena pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir. Untuk itulah mahasiswa “dituntut” memberikan sumbangsih dan kontribusi nyata dalam memperdayakan seseorang/kelompok yang ada di daerahnya sesuai dengan fokus tematiknya masing-masing.

Hal ini seperti yang dilakukan salah satu mahasiswa dari kelompok 65, dengan fokus pemberdayaan wirausaha yang terdampak Covid-19, mahasiswa yang melaksanakan KKN di Desa Kemiren, Kecamatan Banyuwangi ini pada awalnya ingin memperdayakan dari 4 aspek manajemen, yakni manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia, serta manajemen keuangan. Namun, pada kondisinya di lapangan berbeda dengan apa yang diharapkan. Dari ke-4 wacana ruang lingkup pemberdayaan tersebut, hanya berhasil melaksanakan manajemen produksi dan pemasaran saja. Mengapa tidak dapat melaksanakan semuanya, dikarenakan ada hambatan dan kendala yang mahasiswa dapatkan, seperti keterbatasan waktu yang ada, manajemen keuangan yang sudah baik, sumber daya manusia yang berkurang (adanya Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan sasaran KKN terhadap karyawannya), dan sebagainya. Oleh karena itu, mahasiswa KKN 65 berfokus pada manajemen produksi dan manajemen pemasaran saja sebagai ruang lingkup pemberdayaan UMKM yang memproduksi kue Klemben milik Ibu Rajaonah tersebut.

Hasil dari manajemen produksi yang meliputi inovasi produk, re-branding produk, diversifikasi produk, bisa dijalankan sesuai rencana. Inovasi produk dilakukan dengan membuat kemasan/packacing produk lebih praktis dan ekonomis. Re-Branding produk dilakukan dengan mengubah nama produk yang awalnya bernama “Klemben Khas Kemiren” menjadi “Klemben Khas Kemiren Mak Onah”. Dikarenakan nama pemilik UMKM adalah Ibu Rajaonah dan memiliki panggilan khas desa “Mak Onah”. Hal ini dipilih agar produk memiliki ciri khas atau genuine tersendiri. Ketika konsumen ingin membeli Klemben Khas Kemiren, harapannya yang menjadi Top of Mind dalam benak konsumen yakni Klemben milik Mak Onah.  Lalu diversifikasi produk dilakukan dengan mencoba membuat varian rasa baru. Yang awalnya hanya ada rasa Jahe, Gula Aren, Vanili, dan Keningar, maka mahasiswa KKN mencoba menambahkan varian rasa baru, yakni rasa Tape dan Coklat. Karena kedua rasa tersebut yang saat ini digandrungi oleh konsumen. Akan tetapi, dalam manajemen produksi ini awalnya juga ingin mendaftarkan nomor PIRT (Produk Industri Rumah Tangga) ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Banyuwangi, ternyata kuota pendaftaran nomor PIRT untuk tahun ini sudah habis, baru dibuka kembali tahun depan. Nomor PIRT sendiri merupakan nomor yang memungkinkan harus dimiliki UMKM pada produknya agar bisa diterima pasar lebih luas lagi. Misalnya ketika ingin bekerja sama dengan pusat oleh-oleh yang menjual jajanan khas Banyuwangi, maka syarat utama yang harus dimiliki adalah nomor PIRT, manfaat adanya nomor PIRT adalah produk akan bebas dipasarkan secara luas, memiliki izin resmi sudah layak edar, keamanan dan mutu terjamin, dan sebagainya. Ketika tidak ada nomor PIRT-nya, maka toko tersebut akan menolak dan enggan menerima. Jadi, dalam pendaftaran nomor PIRT masih belum bisa dilakukan sehingga dalam manajemen produksi, yang disebutkan diatas adalah hasil yang dicapai oleh mahasiswa KKN 65.

Untuk manajemen pemasaran, mahasiswa KKN 65 membantu memasarkan ke beberapa toko dan minimarket di sekitar Desa Kemiren. Dengan metode menitipkan barang/produk terlebih dahulu dalam tempo 2 minggu dan jika penjualan laris maka akan terus bekerja sama. Ada 2 minimarket dan satu toko sembako yang menjalin kerjasama dengan Ibu Rajaonah. Masing-masing diberi 5 produk terlebih dahulu dengan harga jual Rp. 15.000 per kemasannya. Harapannya, ketika produk Klemben ini ada di toko dan minimarket, akan lebih banyak orang yang mengetahui dan konsumen akan mempertimbangkan dalam membelinya. Proses ini dalam ilmu pemasaran dengan konsep customer journey kerap disebut proses konsiderasi. Lalu, mahasiswa KKN 65 juga membantu memasarkan produk via media sosial (Whatsapp dan Instagram), memasarkan melalui e-commerce (Shopee & Waruung), dan juga menggunakan teknik pemasaran word of mouth (pemasaran mulut ke mulut). Hasilnya, terdapat kenaikan jumlah pesanan, dengan adanya kenaikan jumlah pesanan maka akan berdampak pula pada peningkatan jumlah pendapatan Ibu Rajaonah selaku pemilik UMKM.
Itulah berita akhir kegiatan mahasiswa KKN 65 dalam KKN Back To Village ini. Semoga apa yang dilakukan mahasiswa ini bisa membawa kebermanfaatan dan kemaslahatan bagi diri sendiri maupun untuk orang lain. Terimakasih juga kepada Universitas Jember melalui LP2M yang telah memfasilitasi KKN ini. Walaupun pertama kali diselenggarakan, mudah-mudahan bisa terus berkembang dan mampu memberi kontribusi nyata untuk masyarakat sekitar melalui mahasiswa yang diterjunkan KKN. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun