Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pendidikan di Barak Militer, Apa Salahnya?

22 Mei 2025   22:48 Diperbarui: 23 Mei 2025   09:18 1841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kang Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat dengan Gagasan Pendidikan di Barak Militer - Sumber: Kompas.com/Dinda Aulia Ramadhanty

Belakangan ini masyarakat ramai memperbincangkan terkait sebuah kebijakan yang diluncurkan oleh Gubernur Jawa Barat yang akrab dipanggil Kang Dedi Mulyadi (KDM). Sebuah kebijakan yang cukup menuai pro kontra yakni, mengirimkan siswa yang dianggap "nakal" ke barak militer. 

Siswa yang memiliki permasalahan terkait kedisiplinan di sekolah dididik dikirim langsung untuk ditempa dalam konteks pendidikan karakter di barak militer dalam jangka waktu tertentu. 

Pertanyaanya, apakah kebijakan ini benar-benar mampu berjalan efektif dan berkelanjutan, atau hanya kebijakan populis semata? Sebuah pertanyaan yang rasanya dalam upaya menjawabnya perlu mengurai satu persatu permasalahan yang lekat pada siswa, terkait dengan kedisiplinan.

Tawuran antar pelajar, balap motor liar, dan persoalan-persoalan yang berpengaruh pada kedisiplinan ini bukan persoalan yang sederhana. Kebijakan membawa anak-anak yang dianggap "nakal" tersebut ke barak militer tersebut rasanya menjadi solusi yang ampuh untuk memberikan efek jera yang nantinya akan berpengaruh pada perubahan perilakunya ketika kembali ke masyarakat. Dalam beberapa kesempatan para tokoh ikut pula memberikan pernyataan.

Dilansir dari kompas.com, Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai menyatakan bahwa tidak ada pelanggaran hak asasi manusia dalam pendidikan di barak militer yang digagas oleh KDM, dan bahkan Natalius Pigai mendorong untuk dilanjutkan demi generasi bangsa yang berkarakter dan memiliki mental yang baik. 

Jika menilik dari postingan di media sosial, dampak positif yang sangat cepat begitu nampak, ada peningkatan kedisiplinan, perbaikan perilaku, bahkan ada sebuah ruang aktualisasi diri ketika siswa barak militer diberikan kesempatan menjadi petugas upacara dan tampil memukau, hal-hal seperti ini seakan menjawab bahwa program ini menuai keberhasilan, dan menjadi pilihan yang tepat dalam upaya pendidikan karakter.

Perlu Telaah Lebih Dalam tentang Permasalahan Kedisiplinan Siswa

 "Pendidikan bermula dari keluarga, tumbuh kembang dan juga bagaimana perilaku siswa di masyarakat jelas dipengaruhi oleh faktor tersebut."

Terkait dengan persoalan kedisiplinan siswa yang jelas-jelas meresahkan masyarakat seperti tawuran dan balap liar atau bahkan penyalahgunaan narkoba sebenarnya memantik sebuah tanya. Mengapa hal ini dapat terjadi? 

Perlu untuk berupaya serius untuk menemukan akar permasalahan yang sebenarnya. Pendidikan anak bukan sepenuhnya menjadi tanggung jawab sekolah. Namun keluarga juga turut bertanggung jawab atas hal ini. Bagaimanapun pendidikan berawal dari ruang lingkup sederhana, yakni keluarga. Fondasi pendidikan karakter bermula dari keluarga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun