Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Gongso Babat dan Sahabat

18 November 2022   15:06 Diperbarui: 23 November 2022   16:27 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gongso Babat Semarangan - Sumber : kompas.com

Macet, suara klakson yang memekakkan telinga, omelan atasan di kantor dan kamar kos yang sempit, membuat Randy harus akrab dengan keadaan yang menguras emosi di setiap hari.

"Aku ngga bisa kayak gini terus-terusan. Gaji cuma lewat, target nggak masuk akal. Aku nggak bisa hidup cuma buang-buang energi terus seperti ini." Gumam Randy dalam hati setelah lima tahun lamanya bekerja di ibukota. 

Nyatanya kemegahan Ibukota tak seindah foto-foto indah yang selalu muncul di instagramnya. 

Selepas wisuda sarjana, ia bersikeras untuk merantau meninggalkan kampung halaman demi mendapatkan pekerjaan di ibukota dengan gaji tinggi yang menjadi mimpinya. 

Berpenampilan kece, rambut klimis, dan tentunya kaca mata hitam tak ketinggalan, paket komplit outfit untuk mejeng di media sosial, menjadi angan-angannya saat itu. Kemewahan yang dipamerkan menjadi indikator sebuah kesuksesannya. 

Di kamar kos yang sempit dan kurang sirkulasi udara Randy menatap langit-langit kamar. Tak terasa ia meneteskan air mata penyesalan tentang apa yang pernah ia ucapkan dengan penuh kesombongan. 

"Harusnya aku nggak bilang kayak gitu ke Parjo." Ujar Randy dalam hati.

Randy terbawa pada momen di masa lampu ketika ia berbincang dengan Parjo di angkringan Lik Di. "Jo, Parjoooo! Mau jadi apa kamu di kampung begini-begini aja! 

Ga ada perkembangan Jo, Parjo! Pokoke aku bakal rantau ke Jakarta, kalau aku sukses kamu ojo gumun ya Jo!" Randy tertawa terbahak-bahak di hadapan Parjo dan Lik Di sembari menyeruput kopi hitam.

"Halaaaaah Dy, ojo kemaki!" Lik Di menimpali apa yang dikatakan Randy sembari menungkan jahe ke gelas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun