Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

4 Alasan Tak Perlu Lagi Memberikan PR untuk Siswa

9 November 2022   15:43 Diperbarui: 26 November 2022   17:22 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Siswa sedang Mengerjakan PR - Sumber : edukasi.kompas.com

"Pulang sekolah sudah sampai sore hari, belum lagi harus ikut les ini dan itu, sampai rumah pun jelas ketika hari sudah gelap. Masihkah harus mengerjakan PR lagi? Lalu kapan waktu untuk beristirahat?"

Sekolah yang menerapkan full day school, biasanya memulai pembelajaran pukul 07.00 pagi dan berakhir hingga pukul 15.30 sore. Pembelajaran di sekolah selama lima hari, yakni Hari Senin hingga Hari Jum'at, untuk Hari Sabtu siswa libur. Mencoba membayangkan beban yang dipikul oleh siswa yang harus menjalani rutinitas tersebut di setiap harinya. 

Duduk di belakang meja, memperhatikan guru menerangkan materi tanpa jeda, dan begitu selalu di setiap harinya. Belum lagi jika materi atau soal latihan yang diberikan belum selesai, tugas-tugas yang belum selesai tersebut dijadikan pekerjaan rumah (PR) dengan tenggat waktu yang telah ditentukan.

Seringkali hal tersebut ditemukan di sekolah, jika sebagian besar mata pelajaran yang belum selesai materinya dijadikan PR tentunya sudah bisa dibayangkan betapa padatnya waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan PR saja. Muncul sebuah pertanyaan, memberikan PR kepada siswa apakah masih efektif dalam upaya optimalisasi penyerapan materi dan terwujudnya pendidikan yang bermakna dan memerdekakan? Atau malah sebaliknya, dengan cara seperti ini malah merenggut kemerdekaan siswa dalam upaya pengembangan dirinya? Masihkah tepat siswa diberikan PR yang bejibun? 

Tubuh Memiliki Hak untuk Beristirahat

"Jika diforsir terus menerus, kapan waktu untuk beristirahat?"

Menjalani rutinitas yang begitu padat, mengikuti pembelajaran sedari pagi hingga sore hari. Belum lagi ditambah dengan les ini dan itu, tentunya hal ini akan berdampak pada kondisi tubuh. Jika derajat kebugaran jasmani rendah, sistem imun yang lemah, hal ini akan berpotensi membuat siswa jatuh sakit. 

Kelelahan yang diakibatkan kurangnya waktu istirahat jelas akan membuat siswa tidak optimal dalam menyerap materi. PR yang diberikan dan diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa, yang terjadi malah sebaliknya, mataeri tidak terserap akibat kondisi tubuh yang menolak akibat kelelahan berlebih. Kata kuncinya di sini adalah, tubuh perlu waktu dan memiliki hak untuk beristirahat.

Bagaimana Waktu untuk Berkumpul dengan Keluarga?

Selain siswa memiliki hak untuk istirahat, siswa pun juga perlu memiliki waktu berkualitas untuk berkumpul dan berinteraksi serta transfer kehangatan kasih sayang bersama keluarga tercintanya. Jikalau waktu bercengkrama dengan keluarga harus tersita untuk mengerjakan PR yang bejibun, lalu bagaimana bisa bercanda, tertawa gembira bersama keluarga di rumah? Sedangkan perlu disadarai bersama, bahwasannya hal tersebut sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak itu sendiri.

Pemenuhan Kebutuhan Gerak 

Ketika siswa harus duduk dalam waktu yang lama untuk mengerjakan PR di rumah sedangkan di setiap harinya juga haru menjalani rutinitas di belakang meja, bagaimana pemenuhan kebutuhan geraknya? Gerak disini sangat diperlukan siswa dalam upaya peningkatan kebugaran jasmani, peningkatan sistem imun, peningkatan ketrampilan gerak, bahkan upaya untuk meredakan stres yang menjerat akibat terjebak rasa jenuh. 

Pengembangan Diri dan Optimalisasi Potensi, Minat, serta Bakat

Pendidikan seyogyanya memerdekakan bukan sebaliknya malah membelenggu. Pendidikan harus memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman siswa itu sendiri. Ketika waktu hanya dihabiskan untuk mengerjakan PR yang membosankan, lalu bagaimana waktu untuk melakukan pengembangan diri, dan optimalisasi potensi, minat bakat siswa. 

Karena pada hakikatnya pendidikan adalah tentang membebaskan, mendewasakan, dan mengoptimalkan potensi siswa dengan segala keunikannya yang nantinya dapat sesuai dengan kodrat alam serta kodrat zamannya.

Optimalisasi waktu pembelajaran dalam penyampaian materi rasanya menjadi hal utama yang harus diperhatikan. Hal ini agar tidak perlu lagi materi yang tersisa harus menjadi PR yang merenggut kebebasan siswa dalam tumbuh kembangnya. (prp)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun