Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tentang Maaf dan Kemuliaan

20 April 2022   16:50 Diperbarui: 20 April 2022   16:59 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Saling Memberi Maaf - Sumber: jeo.kompas.com

"Ibadah bukan hanya soal hablum minallah (vertikal antara manusia dengan Allah SWT), namun juga yang bersifat horizontal (hablum minannas, keduanya harus berimbang dilaksanakan."

Menyambut Ramadhan dengan penuh suka cita terwujud dari upaya peningkatan ketakwaan dengan ibadah. Ibadah tidak hanya yang bersifat vertikal saja, namun yang bersifat horizontal juga tak kalah penting. 

Hablum minallah dan hablum minannas harus berjalan seimbang. Kemuliaan yang didapat ketika melaksanakan ibadah di Bulan Ramadhan menjadi pemantik semangat untuk senantiasa memperbaiki diri di setiap harinya dan juga untuk mewujudkan konsistensi dalam kebaikan apabila Ramadhan telah usai. 

Dipertemukan dengan Ramadhan adalah sebuah anugerah, bukti nyata begitu cintanya Allah kepada hamba-hambanya. Ibarat sebuah kesempatan yang diberikan untuk bertaubat karena Ramadhan merupakan bulan penuh ampunan. Kemuliaan itu begitu nyata, akankah kita menyia-nyiakannya?

Melaksanakan ibadah yang bersifat vertikal sungguh amat penting, namun yang horizontal pun juga tak boleh dilewatkan. Hidup dunia merupakan ladang untuk menanam kebaikan, oleh sebab itu berupaya untuk senantiasa berbuat baik dan menjauhi hal negatif atau melakukan hal-hal yang menyakiti hati orang lain perlu untuk sesegera mungkin ditinggalkan. 

"Allah Maha Pengampun, lalu bagaimana dengan manusia? Bagaimana jika perbuatan tercela yang melukai manusia tidak termaafkan?"

Sebuah perenungan yang muncul adalah soal bagaimana pertaubatan kepada Allah. Tentu semua meyakini dan mengimani bahwa Allah merupakan maha pengampun atas segala dosa yang pernah diperbuat. Ketika menyadari pernah melakukan kesalahan dan bersegera taubat nasuha, bukankah Allah akan mengampuni dosa-dosa kita? 

Permasalahannya adalah jika kita berbuat dzalim kepada sesama baik itu yang terlihat dan tidak terlihat secara langsung, baik itu yang disengaja maupun tidak disengaja, baik melalui ucap ataupun tingkah laku. 

Jika berjumpa dengan orang yang pemaaf dan mampu memaafkan segala kesalahan dengan ikhlas dan kerelaan hati, mungkin tidak masalah. Sebaliknya jika berjumpa dengan orang yang pendendam dan sulit untuk memaafkan, apa yang harus kita lakukan?

Memaafkan adalah Wujud Hablum Minannas dan Sebuah Kemuliaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun