Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ketika Tak Ada Lagi Suara Canda dan Tawa Anak-anak di Masjid

2 Mei 2021   05:10 Diperbarui: 2 Mei 2021   05:35 13987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika Tak Ada Lagi Suara Anak-anak di Masjid, Muncul Pertanyaan Bagaimana Kondisi Generasi Muda Saat Itu? - Sumber : regional.kompas.com

Sebuah kebahagiaan jika anak-anak hadir di masjid dan mewarnai suasana Ramadhan dengan kekhasannya. Mereka hadir di masjid adalah sebuah wujud nyata edukasi tentang ibadah dan pembentukan karakter Akhlakul Karimah.

Mereka hadir atas dasar kemauan sendiri, dorongan dari keluarga, atau bahkan karena tugas dari guru pendidikan agama dan Budi pekerti adalah wujud nyata semangat belajar ibadah sejak dini yang patut diapresiasi. Bukan ditegur dengan nada tinggi dan bahkan dipermalukan di depan umum. Ingat, masa anak-anak merupakan masa-masa bermain. 

Apresiasi Setiap Upaya Belajar dan Pencapaiannya 

Ketika melihat kehadiran anak-anak di masjid sungguh kebahagiaan tersendiri. Kehadirannya menciptakan suasana khas yang selalu dirindukan. Terkadang mendapati mereka bercanda ketika beribadah membuat tertawa kecil mengingat memori masa lalu. Ada yang saling menginjak kaki ketika sholat, ada yang saling senggol hingga tertawa cekikikan namun tak mampu ditahan sehingga suara tawanya pun khas. Tak hanya tentang sholat begitu pula tentang puasa.

Selalu saja ada cerita kocak mewarnai upaya belajar ibadah mereka. nah melihat fenomena ini bagaimana menyikapinya? Rasa-rasanya bagaimana pun perlu diapresiasi setiap upaya yang anak-anak lakukan dalam belajar ibadah. Agar mereka tetap semangat menemukan bahwasanya ibadah adalah sebuah kewajiban dan kebutuhan dalam rangka memperbaiki akhlak. Sudah sewajarnya manusia memiliki kesalahan tak hanya anak-anak, orang dewasa pun juga demikian.

Oleh sebab itu perlu saling nasihat menasihati dalam hal kebaikan dengan cara yang tepat. Pantaskah memarahi anak-anak di depan umum ketika sedang belajar ibadah di masjid? Pantaskah mempermalukan mereka di depan umum ketika sedang giat-giatnya belajar ibadah di masjid? Bukankah kita harus menangkap potensi emas mereka sebagai generasi penerus bangsa berakhlak mulia penerus bangsa di masa yang akan datang?

Sama halnya orang dewasa ketika dinasehati, akan dapat menerima jika dengan cara yang halus dan sembunyi-sembunyi, bukan dengan cara memaki dengan nada tinggi di depan umum. Hal itu bukan nasehat namun mempermalukan.

Ketika Tak Ada Lagi Suara Canda Tawa Anak-anak di Masjid 

"Jika suatu masa kamu tidak mendengar gelak tawa riang gembira anak-anak di antara shaf-shaf sholat di masjid-masjid. Maka sesungguhnya takutlah kalian akan datang kejatuhan generasi muda saat itu" - Muhammad Al Fatih

Sebuah keprihatinan jika tak ada lagi suara khas anak-anak yang menghiasi dan mewarnai suasana di masjid. Pertanyaan, anak-anak itu pergi ke mana saat waktunya sholat dan beribadah? Apakah lebih mengutamakan bermain daripada beribadah, bermedia sosial, atau asyik dengan gadget bermain game online.

Tanda-tanda itu mulai terasa sehingga perlu perhatian khusus terkait pendidikan agama dan budi pekerti bagi anak-anak. Jika itu terjadi perlu waspada tentang generasi muda saat ini. Pendidikan agama, pendidikan akhlak dan Budi pekerti adalah hal yang harus diutamakan untuk menjadikan manusia menjadi manusia yang mampu memanusiakan manusia lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun