Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hidup Itu Wang Sinawang

30 April 2021   15:54 Diperbarui: 30 April 2021   16:13 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hidup Wang Sinawang - Sumber : Dokumen Pribadi

Pernahkah kita merasa tak nyaman ketika membuka media sosial melihat pencapaian orang lain di usia yang cukup muda? Sedangkan kita masih merasa begini-begini saja di usia tak lagi bisa dibilang muda. Rasa iri dan dengki kadang muncul mengotori hati sehingga menggiring pikiran ke arah yang negatif pula. Sangat disesalkan jika hal ini masih terus terjadi dalam hidup yang hanya sekali ini. Harapannya semakin terasa apa yang menjadi target hidup sesungguhnya dalam pribadi masing-masing sehingga menyadarkan diri agar tak perlu mempermasalahkan serta mempedulikan pencapaian orang lain. Intinya bagaimana caranya fokus terhadap jalan hidup masing-masing dan bersikap bijak dalam mengupayakan target hidup.

Rasa insecure yang hinggap seringkali membuat semangat menjadi down. Hal ini yang menghambat diri untuk terus berkarya dan bergerak meraih mimpi. Apabila terus menerus membiarkan rasa iri dan dengki mengotori hati maka akan mengotori pula diri terwujudkan dalam perilaku yang akan terjerumus ke arah negatif. Penyakit hati nyata mengintai setiap saat jika membiarkan iri hati hingga di dalam diri.

Setiap Orang Memiliki Jalan Hidup Masing-masing 

Kata Orang Jawa, Hidup itu Wang Sinawang

Perlu menyadari bahwasannya setiap orang memiliki jalan hidup dan kisahnya masing-masing. Ada yang sudah menikah di usia muda ada yang baru menikah ketika usia 40an. Ada yang sudah bekerja dan hidup mapan di usia muda, ada pula yang masih mencari-cari pekerjaan sedangkan usia semakin bertambah tua. Perlu kita ingat sebuah istilah Jawa "Wang sinawang". Yaitu ketika beranggapan hidup orang lain lebih baik sedangkan hidup kita terpuruk. namun orang lain itu pun juga beranggapan bawah diri kita lebih baik daripada dirinya. Nah, berdasarkan hal itu bahwa pencapaian target hidup tidak dapat disamaratakan. Setiap orang memiliki ukurannya masing-masing sehingga tak perlu mengukur diri dengan ukuran orang lain. Maka jika kita mampu seperti itu, yakinlah hidup akan menjadi tenang dan tetap terus berkarya dengan jalur hidupnya masing-masing.

Dinamika Hidup yang Berbeda-beda 

Anggapan tentang mengapa hidup orang lain terasa sangat mudah dan lancar dalam mencapai target hidupnya seringkali hinggap dalam hati dan pikiran. Anggapan yang nyatanya mampu mengotori hati dan menjadi sumber utama penyakit hati. Memang benar yang muncul di permukaan mungkin seperti itu namun kita tidak tahu apa yang terjadi dibalik semua itu. Kita pun tidak tahu bagaimana perjuangan dalam meraih mimpinya dan kita pun tidak akan pernah tahu bagaimana kesabarannya dalam menyikapi dinamika hidup yang menimpanya. Terlihat manis dipermukaan, mungkin saja orang tersebut berjuang berdarah-darah namun tidak sedikitpun ia mengeluh. Menyadari dinamika setiap orang yang berbeda-beda akan membuat bijak dalam menyikapi hidup yang penuh warna.

Penuhi Hidup dengan Rasa Syukur

Bersyukur merupakan obat mujarab untuk mengusir rasa cemas akan masa depan yang terlihat masih abu-abu

Adakalanya istirahat dan mengendorkan urat syaraf pikiran ketika mentok dalam upaya mencapai target hidup. Mencoba merilekskan pikiran lalu merenungi segala sesuatunya yang telah terjadi. Berdiam diri dalam rangka mengobati hati rasanya perlu dilakukan karena hati pun punyak hak untuk itu. Jangan kotori terus menerus dengan rasa iri dan dengki sehingga berdampak negatif pada hidup kita sendiri. Jika terus menerus terpancang target hidup dan takdir berbicara lain maka muncul pertanyaan apakah sudah siap menerima kenyataan? 

Hal ini yang sangat berbahaya terhadap kesehatan mental. Ketika apa yang sudah diupayakan sekuat tenaga namun belum tercapai dan tidak dibarengi dengan kesiapan mental, maka psikis pun terganggung. Oleh sebab itu perlu memberikan waktu untuk istirahat sejenak dan kembali melihat ke bawah. Mengapa? Setidaknya perlu menyadari dengan penuh rasa syukur bahwasannya masih banyak orang yang tidak seberuntung kita namun tetap berusaha untuk menyambung hidupnya. Bersyukur merupakan kunci kedamaian hati dan salah satu obat mujarab untuk mengusir kecemasan-kecemasan yang terjadi ketika menerawang masa depan yang masih terlihat abu-abu. 

Menyadari bahwasannya jalan hidup setiap orang berbeda, dinamika setiap orang yang dihadapi pun juga berbeda, serta membesarkan rasa syukur maka yakinlah hidup kita akan terasa lebih tenang. Tak peduli lagi dengan pencapaian orang sehingga tak ada lagi rasa insecure yang menyebabkan iri dengki. Hidup itu wang sinawang kata Orang Jawa, setiap orang memiliki trek nya sendiri-sendiri. Tak perlu risau, menyikapi hidup dengan bijak dan terus fokus pada diri sendiri sehingga bahagia dan kedamaian senantiasa menyertai. (prp)




 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun