Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menyendiri Berdamai dengan Diri

12 Maret 2021   08:57 Diperbarui: 12 Maret 2021   09:03 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memberikan Waktu untuk Berdamai dengan Diri dengan Meditasi - Sumber : lifestyle.kompas.com

Menjalani hidup acap kali dihadapkan dengan berbagai tantangan yang terkadang membuat kepala pening. Dinamika yang menghantam sungguh sangat menguji seberapa kuat fisik dan mental dalam menghadapinya.

Meskipun selalu berusaha untuk meminimalisasi potensi terjadinya gesekan yang menimbulkan permasalahan dalam hidup namun tanpa sadar karena ketidakhati-hatian masih saja tersandung kerikil yang mampu membuat diri terjatuh tersungkur.

Lalu kelamnya masa lalu pun terkadang juga iseng mampir dalam pikiran. Kehadirannya sungguh menjengkelkan. Hanya ada dua pilihan yaitu menikmati kehadirannya sembari membuka luka lama atau mengalihkannya sesegera mungkin.

Bekas luka itu masih menganga, setiap hari senantiasa berusaha menutup dan mengobati luka itu. Entah kapan akan sembuh namun setidaknya langkah positif untuk mengurangi rasa sakitnya terus diupayakan.

Menatap ke depan untuk menyembuhkan diri dan jangan sampai melakukan hal yang sama kembali. Berinteraksi kembali dengan orang-orang di sekitar dengan perubahan dan pendewasaan adalah sebuah keharusan.

Semakin bijak dalam bertindak dan semakin selektif memilih kata-kata sebelum terucap agar jangan sampai melukai hati lawan bicara. Menambah kembali rasa sabar dan senantiasa berserah. 

Terdapat banyak sekali cara untuk self healing yang dapat dilakukan. Masing-masing memiliki caranya sendiri dalam upaya bangkit dari keterpurukan atau ketika harus berkutat dengan rumitnya hidup. 

Hidup Nyata 

Terkadang kegelisahan muncul dari dunia maya. Rasa insecure tiba-tiba saja muncul ketika membuka aplikasi media sosial. Hal ini juga bisa memicu stres.

Terkadang tak disadari bahwa belakangan ini lebih sering berinteraksi dengan telepon seluler dan tetek bengeknya. Kehidupan nyata mulai terlupa hingga interaksi dengan orang-orang sekitar pun mulai terasa berkurang.

Nah, mencoba kembali ke kehidupan nyata mungkin perlu sehingga mampu membuka mata kembali betapa nikmatnya berbagi kisah secara nyata dengan orang-orang tercinta. Singkirkan sejenak telepon selular dengan aplikasi pemicu stresnya.

Singkirkan Overthinking

Mengkhawatirkan suatu hal secara berlebihan hingga membuat diri terus menerus memikirkannya menjadi salah satu pemicu ketidaktenangan batin. Hal yang belum tentu terjadi dan belum juga diketahui kebenarannya selalu saja membayangi sehingga membuat hati semakin tidak tenang.

Mencoba untuk menyingkirkan hal-hal yang belum terjadi dan belum diketahui kebenarannya setidaknya akan mengurangi rasa kekhawatiran yang ada.

Berpikir saat ini dan tidak perlu ikut campur memikirkan yang tidak perlu dipikirkan menjadi solusi ketenangan batin wujud upaya berdamai dengan diri.

Menyendiri Bermeditasi 

Kecemasan yang muncul tiba-tiba jelas nyata mengganggu dalam kehidupan kita. Overthinking dan rasa insecure yang hingga menjadi pemicu munculnya rasa cemas itu menjadi satu dengan kelamnya masa lalu yang hadir. Memberikan waktu untuk sendiri dan bermeditasi menikmati setiap hembusan nafas sembari merenungkan apa yang sudah terjadi sangatlah perlu sebagai upaya berdamai dengan diri.

Memaafkan kesalahan diri yang pernah terjadi di masa lampau perlahan akan melegakan. Mensyukuri saat ini adalah kunci agar hidup tidak dipenuhi dengan kecemasan, overthinking, amarah pada diri sendiri, dan juga rasa insecure.

Lepas dari jeratan kecemasan, kekhawatiran, dan permasalahan adalah sebuah harapan yang harus diwujudkan dengan segera. Mengubah pola pikir dan lebih merasakan hidup dengan rasa syukur adalah kunci melepaskan diri dari ketidaktenangan yang hinggap. (prp)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun