Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menghadapi Sosok Tumbak Cucukan dengan Elegan

24 Januari 2021   14:06 Diperbarui: 24 Januari 2021   14:31 1319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tumbak Cucukan - Sumber : Dokumen Pribadi

Bekerja di lingkungan kerja yang nyaman jelas menjadi idaman setiap orang. Bahkan kenyamanan itu menjadi prioritas utama dibandingkan dengan besaran gaji yang ditawarkan. Suasana lingkungan kerja yang nyaman jelas akan meningkatkan produktivitas kerja, lebih dari itu semua rekan kerja menjadi saudara. Saling support saling bantu untuk mewujudkan target tim itulah yang diharapkan dari lingkungan kerja yang nyaman.

Pada faktanya tidak semudah itu menemukan atau bahkan menciptakan lingkungan kerja yang membuat betah karena kenyamanannya. Selalu ada tantangan yang harus dihadapi di depan mata. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa dalam suatu lingkungan kerja terdapat banyak sekali manusia dengan latar belakang yang heterogen. Hal itu juga akan tergambar dalam karakter kepribadian masing-masing.

Dalam bekerja pun dituntut adaptif dengan keberagaman karakter kepribadian rekan kerja. Satu sama lain diharapkan mampu menjaga dan bagaimanapun juga harus bisa saling mengerti, memahami, dan menghormati. Misalpun ada gesekan antara satu sama lain harus bisa disikapi dengan bijaksana dan kepala dingin tentunya. Bagaimanapun akan terus ada interaksi satu sama lain dalam waktu yang tidak sebentar. Kondusifitas lingkungan kerja harus senantiasa dijaga. 

Warna-warni lingkungan kerja tentu saja ada. Selalu ada percikan-percikan yang senantiasa meningkatkan tingkat kedewasaan apabila dapat menyikapinya dengan bijak, mengambil hikmah, dan pembelajaran dari sebuah peristiwa yang terjadi di lingkungan kerja. Akan selalu ada sosok-sosok yang membuat emosi tergoda untuk meluap. Sosok tersebut adalah sosok yang memiliki watak tumbak cucukan. 

Tumbak cucukan dalam istilah Jawa adalah sebuah watak jahat manusia yang hobinya mengadu domba, ucapannya penuh kebencian, mencaci maki, menghina orang lain, dan tak jarang memviralkan hoax di lingkungan kerja sehingga keberadaannya selalu saja akan membuat suasana kerja menjadi tidak nyaman. 

Penuh dengan curiga, perseteruan, dan berpotensi memecah belah satu sama lain. Kehadiran sosok tumbak cucukan jelas akan merusak kondusifitas tim dalam bekerja. Suasana menjadi panas dan penuh kebencian sehingga tujuan dari tim tidak akan tercapai. Saat itulah si tumbak cucukan akan tertawa bahagia karena misinya berhasil dan mampu meraih sesuatu yang telah menjadi ambisinya, begitulah kira-kira cara kerja sosok tumbak cucukan.

Iri dan Dengki 

Entah apa yang melatarbelakangi seseorang berperilaku dan menjelam menjadi sosok dengan watak tumbak cucukan. Terkadang muncul pertanyaan apakah tidak memiliki hati nurani? Namun sepertinya hati nurani yang dimiliki sudah tertutup dengan ambisi, iri, dan dengki. Sosok tumbak cucukan cenderung tidak suka melihat orang lain maju dan berprestasi. Namun ketika orang lain sedang jatuh terpuruk maka ia akan tertawa terbahak-bahak dan terkadang juga berpura-pura menjadi pahlawan. Semuanya serba palsu entah itu kebaikannya ataupun kepeduliannya. 

Apabila ada orang lain yang berpotensi dan memiliki prestasi ia selalu saja gelisah dan selalu mencoba untuk menacari-cari kesalahan serta kelemahan. Kemudian memviralkan di lingkungan kerja dengan bisik-bisik tetangga. Hebatnya ia selalu saja berhasil menggiring opini kebanyakan orang sehingga terjerumus akibat informasi yang menyesatkan yang telah didesain sedemikian rupa untuk menjatuhkan orang yang tidak ia sukai. 

Ketika ada orang lain jatuh terpuruk ia akan hadir dan berpura-pura memberikan nasihat serta bantuan. Namun nasihat yang diberikan itu biasanya mengandung unsur merendahkan dan penghinaan. Si tumbak cucukan sungguh pandai bermain peran dan apa yang dikatakan sungguh sangat dinamis, jadi berhati-hatilah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun