Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manusia adalah Manusia

5 Juni 2020   15:45 Diperbarui: 6 Juni 2020   11:47 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini media gencar memberitakan tentang kasus diskriminasi dan rasisme yang terjadi di Amerika Serikat. Isu rasis sangat sensitif dan kembali menyeruak menjadi perbincangan dunia. George Floyd menjadi korban tindakan tidak manusiawi. Tidak dipedulikan teriakannya bahwa ia tidak bisa bernapas. Bayangkan saja, menekan leher seseorang hingga tidak mampu bernapas, tersiksa dan akhirnya meninggal dunia. Apakah hal tersebut dapat dibenarkan?

Video rekaman peristiwa tersebut viral sehingga menyulut kemarahan masyarakat. George Floyd dengan tanpa senjata ditekan lehernya sehingga tak mampu bernapas dan akhirnya meninggal dunia. Protes keras hingga menimbulkan kerusuhan karena ketidakadilan. Isu rasis sangat sensitif di negara yang masyarakatnya heterogen.

Hal tersebut sudah sering terjadi dan memakan banyak korban. Entah mengapa ketidakadilan itu terus ada. Entah mengapa diskriminasi itu terus memakan korban. Gelombang protes besar-besaran di seluruh dunia terus bergerak menyuarakan anti rasisme dan diskriminasi.

George Floyd adalah manusia sama seperti kita. Perbedaan warna kulit bukanlah sebuah masalah dan membuat seseorang memiliki hak yang berbeda. Semua memiliki hak yang sama.

Sesama manusia yang berakal budi dan berhati nurani seharusnya peristiwa tersebut tidak akan pernah terjadi. Seseorang yang dalam kondisi terhimpit tak mampu bermafas dan meminta tolong masih saja tetap dibiarkan hingga meninggal dunia, apakah hal tersebut mencerminkan manusia sebagai manusia berhati nurani?

Perbedaan adalah keniscayaan sebagai manusia memanglah harus menghadapi hal tersebut. Namun untuk permasalahan ketidakadilan, manusia perlu menjadi manusia yang sesungguhnya. Dalam artian manusia memiliki akal dan budi serta hati nurani sebagai bekal dalam berkehidupan. Apakah mampu menggunakan akal budi dan hati nurani untuk memanusiakan manusia? Apakah mampu menjadi manusia bagi manusia lainya dengan akal budi dan hati nurani memberikan kedamaian dalam kehidupan?

Semua permasalahan ketidakadilan, isu rasisme, dan kesenjangan sosial adalah masalah dari manusia itu sendiri yang tidak mampu menjadi manusia berakal budi dan tidak menggunakan hati nuraninya. Miris melihat itu semua, semoga kasus George Floyd menjadi kasus terakhir jangan sampai bertambah lagi korban jiwa. Manusia adalah manusia berakal budi dan memiliki hati nurani yang mampu memberikan kedamaian dan keadilan bagi kehidupan dengan cinta dan kasih. (prp)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun