Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Memaknai Ramadan sebagai Pembelajaran

24 Mei 2020   13:59 Diperbarui: 24 Mei 2020   13:57 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketupat "Ngaku Lepat" : Dokumen Pribadi

Tak terasa sebulan lamanya ditempa di Bulan Ramadhan, bulan penuh kemuliaan. Berpuasa sebulan penuh menjadi kewajiban bagi ummat muslim di Bulan Ramadhan. Menempa diri dan berproses untuk menjadi manusia yang lebih baik dan bertakwa. 

Tidak hanya menahan lapar dan dahaga, yang utama adalah menahan diri dan bagaimana menguasai diri dari hawa nafsu. Akan menjadi sia-sia puasa kita apabila tidak mampu menahan diri dan menguasai diri, hanya akan mendapatkan lapar dan dahaga saja. 

Meningkatkan frekuensi ibadah di bulan suci semata-mata hanya untuk mengharap Ridho-Nya. Tidak hanya Hablum Minallah  (Ibadah kepada Allah-vertikal) namun juga ibadah Hablum Minannas (Ibadah kepada sesama manusia -- horizontal). 

Salah satu bentuk hablum minallah adalah qiyamul lail yang semakin meningkat, lalu sebagai bentuk hablum minannas adalah berbagi dengan yang membutuhkan dan zakat. 

Menerapkan kasih sayang terhadap sesama manusia sesuai dengan sifat Allah, yaitu Ar-Rahman dan Ar-Rahiim, Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Banyak aspek yang dipelajari dalam ibadah di Bulan Suci Ramadhan, tidak hanya secara spiritual namun juga secara sosial.

Menempa diri dengan penuh kesadaran tinggi untuk menjadi insan yang lebih baik di bulan suci. Menjadi semangat tersendiri di setiap Bulan Ramadhan. Bulan yang senantiasa dinantikan kehadiranya. 

Dengan harapan selepas Ramadhan semangat untuk berbuat baik pun tetap terjaga dan konsisten. Pembiasaan yang dilakukan di Bulan Ramadhan tetap istiqomah dilakukan di bulan-bulan lainnya.

Ramadhan kali ini pun terasa sangat berbeda semaraknya. Biasanya masjid selalu ramai dengan kegiatan keagamaan, mulai dari sholat tarawih berjamaah, tadarus bersama, dan pesantren kilat. 

Namun saat ini berbeda, kita sedang diuji dan dihadapkan dengan sebuah situasi kondisi yang membuat kita harus bersikap arif dan bijaksana. Semua kembali kepada sunnah yang telah dicontohkan oleh Baginda Rasulullah Muhammad SAW dalam menghadapi wabah penyakit. Berpindah dari satu sunnah ke sunnah lainnya. Tidak ada masalah semua kegiatan ibadah dilakukan di rumah.

Satu bulan dilalui tibalah di penghujung Ramadhan, bersiaplah menyambut Hari Kemenangan, Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah. Hari kemenangan bagi mereka yang lolos dari tempaan selama Bulan Ramadhan, bagi mereka yang mampu menahan hawa nafsunya, dan bagi mereka yang senantiasa memberikan kasih dan sayang sesama manusia. 

Kembali kepada Allah sebagai hakim atas apa yang kita lakukan. Dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri 1441 H dengan kondisi yang tak seperti biasanya perlu dengan sikap yang bijaksana. Tak perlu berlebihan merayakannya namun bagaimana memaknainya.

Banyak saudara kita yang terdampak pandemi, banyak saudara kita yang terguncang ekonominya, tak bisa pulang kampung, atau mungkin tidak dalam keadaan sehat menyambut hari raya ini. Disitulah hasil pembelajaran selama Bulan Ramadhan di tengah pandemi kita terapkan. 

Cinta, kasih, dan sayang yang harus kita tularkan kepada mereka yang dalam kondisi kesusahan. Tak perlu terjebak euforia yang berlebihan, inilah saatnya meningkatkan silaturahim, ukhuwah dan menerapkan Ar-Rahman dan Ar-Rahim dalam kehidupan yang sesungguhnya kita hadapi saat ini. 

Saling memafkan dengan penuh kerendahan hati seperti makna "ngaku lepat" pada ketupat, makanan yang senantiasa hadir di Hari Raya Idul Fitri. Menahan diri untuk tidak berlebihan merayakan hari raya dan senantiasa berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Selalu sabar dalam menghadapi ujian. Memaknai Ramadhan sebagai pembelajaran. (prp)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun