Batu, 27 Februari 2025 -- Permasalahan sampah masih menjadi tantangan besar di berbagai daerah. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas ekonomi, volume sampah yang dihasilkan terus bertambah. Tanpa adanya sistem pengelolaan yang baik, sampah dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti pencemaran lingkungan, penyebaran penyakit, serta menurunnya kualitas hidup masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan ini, konsep Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) mulai diterapkan sebagai solusi yang lebih berkelanjutan.
Apa Itu TPS 3R?
TPS 3R adalah fasilitas yang dirancang untuk mengelola sampah dengan prinsip mengurangi (Reduce), menggunakan kembali (Reuse), dan mendaur ulang (Recycle). Konsep ini bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah agar tidak semuanya berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yang saat ini banyak mengalami kelebihan kapasitas.
Berbeda dengan TPS konvensional yang hanya berfungsi sebagai tempat transit sebelum sampah dibuang ke TPA, TPS 3R memiliki peran aktif dalam memilah, mengolah, serta mendaur ulang sampah. Dengan cara ini, volume sampah yang harus diangkut ke TPA dapat dikurangi secara signifikan, sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar melalui pemanfaatan sampah yang bernilai.
Sistem Pengelolaan Sampah di TPS 3R
Proses pengelolaan sampah di TPS 3R dilakukan melalui beberapa tahapan utama, yaitu:
1. Pengumpulan dan Pemilahan Sampah
Sampah yang masuk ke TPS 3R berasal dari berbagai sumber, seperti rumah tangga, pasar, perkantoran, dan fasilitas umum lainnya. Setelah dikumpulkan, sampah kemudian dipilah berdasarkan jenisnya, yaitu:
- Sampah organik: Sisa makanan, daun, ranting, dan material yang mudah terurai.
- Sampah anorganik: Plastik, kertas, logam, kaca, dan bahan lain yang dapat didaur ulang.
- Sampah residu: Sampah yang tidak dapat didaur ulang atau diolah lebih lanjut, seperti styrofoam dan beberapa jenis kemasan plastik.
2. Pengolahan Sampah Organik Menjadi Kompos
Sampah organik yang telah dipilah akan diproses menjadi kompos melalui metode pengomposan, seperti aerobik (menggunakan oksigen) atau anaerobik (tanpa oksigen). Kompos yang dihasilkan kemudian dapat dimanfaatkan untuk pertanian, perkebunan, atau dijual sebagai pupuk organik.