Mohon tunggu...
Prajna Dewi
Prajna Dewi Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang terus berjuang untuk menjadi pendidik

Humaniora, parenting, edukasi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Minimaliskan Mata Demi Kesehatan Tubuh dan Bumi

21 Juli 2022   05:45 Diperbarui: 8 Desember 2023   07:58 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Di sebuah area makan pagi, hotel tempat saya menginap, terlihat pegawai resto sedang membuang sisa makanan ke dalam sebuah kantong besar.

 “Selalu banyak ya Mbak yang terbuang?” tanya saya. Si mbak hanya mengangguk-anggukan kepala. “Iya Bu, sayang, dan tidak mungkin juga ditegur”, sahutnya lirih.

Beberapa hotel menyediakan sarapan pagi yang bervariasi, dan memberi kebebasan tamunya untuk memilih makanan yang dikehendaki. Mungkin karena perut lapar, atau karena lapar mata, tidak jarang tamu hotel mengambil begitu banyaknya makanan, dan berujung pada membuang makanan karena sudah terlalu kenyang.

Pemandangan yang sama juga bisa kita temui pada acara pesta yang menggunakan sistem prasmanan, tamu bisa memilih dan mengambil makanan sesukanya. Tumpukan piring berisi makanan yang digeletakkan begitu saja tersebar di area pesta.

Tidak terbatas pada pesta yang diselenggarakan secara sederhana di bawah tenda, tamu pesta di gedung besar dan hotel mewah pun kerap mempunyai kebiasaan yang sama. Mengambil sesukanya dan tidak dihabiskan.

Kita harus menghentikan kebiasaan buruk ini.

Membuang makanan mencerminkan sikap tidak bersyukur. 

Nikmat dan rezeki yang kita terima, malah kita buang dan sia-siakan. Sementara di sisi lain, masih banyak orang yang tidak bisa makan kenyang setiap hari. Bahkan pegawai yang membersihkan sisa makanan kita, mungkin melakukannya sambil menangis dalam hati, melihat begitu banyak yang disia-siakan, sementara keluarganya mesti sangat berhemat urusan makan.


Mengambil makanan dengan kalap, tidak baik untuk kesehatan. 

Ketika kita membiarkan mata memilih sesuka hati apa saja yang dilihatnya di meja saji, sesungguhnya tubuh kita sedang merasa cemas. Banyak makanan yang seharusnya tidak dikonsumsi karena  alasan kesehatan, dimakan sesuka hati. “Ah, sekali-kali, tidak apa. Selama ini kan sudah pantang”. Dan sia-sialah usaha menjaga kesehatan selama ini, gula darah, tensi dan kolesterol naik dalam satu malam.


Makanan yang terbuang mencemari bumi.

Bumi dengan segala kemurahan hatinya, membiarkan semua benih tumbuh untuk kita konsumsi. Bumi menyediakan air untuk mengairi tanah pertanian. Tapi sebagai balasannya, kita malah meracuni bumi dengan sampah sisa makanan.

Anissa Ratna Putri, Consulting Manager dari Waste4change mengatakan 23-48 juta ton makanan terbuang di Indonesia setiap tahunnya. Sementara di sisi lain 8,34 % penduduk Indonesia kekurangan makanan.

Sampah sisa makanan yang membusuk menghasilkan gas metana yang berdampak buruk pada perubahan suhu bumi karena memerangkap panas di atmosfer, berimbas pada perubahan iklim. 

Bagaimana supaya tidak kalap saat berada di tempat makan ataupun area pesta?

1. Ambil makanan sesuai porsi. 

Ambillah makanan, habiskan dengan tenang. Kebiasaan membuang makanan terjadi karena orang mengambil berporsi-porsi makanan, bahkan sebelum menghabiskan porsi pertamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun