Mohon tunggu...
Prajna Dewi
Prajna Dewi Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang terus berjuang untuk menjadi pendidik

Humaniora, parenting, edukasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Hidup Menyediakan Pilihan, Ajarkan Anak Membuat Pilihan Tepat

29 Mei 2022   05:30 Diperbarui: 29 Mei 2022   09:06 1728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orangtua mengajarkan anak menentukan pilihan (Sumber: shuttsrstock via lifestyle.kompas.com)

“Dek mau minum panas atau dingin?’, saat anak memilih es teh manis, “Eh.. jangan, Mama baru ingat, kamu semalam bilang sakit perut kan?”

Atau Saat anak memilih, “Mau, baju tidurnya yang ini” sambil menyodorkan warna kuning terang. “Aduhh Dek, itu kuningnya gonjreng amat, yang biru aja ya, lebih cakep.”

Kebiasaan kita mengintervensi membuat anak akhirnya menyerah dan bilang “terserah Mama deh”.  Maka kita sebagai orang tua juga perlu berpikir saat menawarkan pilihan.

4. Ajarkan Konsekuensi dari Pilihan

Sangat wajar jika anak kecil memilihnya sesuka hati. Kita yang perlu menjelaskan sejak awal, apa konsekuensi dari alternatif pilihan yang ada.

“Dek, ke Bogornya naik kereta atau dengan mobil ?"

“Kalau naik kereta nanti kita mesti jalan kaki dari stasiun mencari angkot untuk ke Kebun Raya."

"Kalau mobil bisa langsung parkir di Kebun Raya, tapi kita mesti balik lebih awal ke Jakartanya untuk hindari macet di tol”.

Biarkan anak mengajukan pertanyaan kalau masih belum jelas hingga dia benar paham apa konsekuensi dari pilihannya.

Sehingga jika nanti anak harus jalan mencari angkot, ataupun pulang lebih awal, dia sudah siap dan menerima kondisi itu sebagai pilihannya sendiri.

Nah, mudah bukan mengajak anak berlatih membuat pilihan?   

Tentunya tidak semua keputusan dalam keluarga perlu diserahkan kepada anak, namun keputusan tertentu dapat kita jadikan ajang berlatih bagi anak, sesuaikan dengan porsi dan kemampuan anak.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun