"Ibuk-ibuk ingin masuk surga ?"
"Sekali lagi dengerin ya ibuk-ibuk, ibuk-ibuk tidak ingin masuk neraka kan ?"
"Ibuk-ibuk mau masuk surga kan ?"
"Jika ibuk-ibuk mau dekat dengan surga, dekatlah dengan masjid. Dan jika ibuk-ibuk memilih pemimpin pilihlah pemimpin muslim, jangan yang lain."
"Ibu tahu kan siapa-siapa pemimpin muslim itu."
"Pemimpin muslim adalah pemimpin yang dekat dengan ulama dan habaib, ingat itu ya ibuk-ibuk."
"Pilihlah mereka."
"Mereka yang berada pada partai-partai Allah SWT."
Itu adalah beberapa penggal kalimat ceramah dari sebuah mesjid baru di pinggiran sebuah desa arah barat kota Solo atau Surakarta, yang selintas saya dengarkan ketika saya pas lewat dan berhenti sesaat membeli pulsa di toko sebelahnya.
Sebuah masjid yang tampak baru selesai dibangun, dan tampak belum banyak jamaahnya. Dan tampak beberapa gelintir orang-orang memakai kaos putih dengan logo hijau FPI, beberapa lelaki berjenggot tipis celana bermata kaki agak tinggi, saling hilir mudik dan beberapa ngobrol sambil berdiri.
Sementara di seberang jalan ada dua mobil jenis kijang warna silver terparkir berjajar. Mungkin kendaraan orang-orang yang sedang berceramah di situ.