Mohon tunggu...
Pradhany Widityan
Pradhany Widityan Mohon Tunggu... Buruh - Full Time IT Worker

Full Time IT Worker

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Not In This Lifetime, Kedewasaan dan Kemesraan Personel Guns N Roses

11 November 2018   15:49 Diperbarui: 11 November 2018   18:08 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi panggung personal Guns N' Roses (Duff, Axl dan Slash) pada konser Tour Not In This Lifetime di Jakarta, 8 November 2018. (Foto: Heru/okezone.com)

Bagi sebagian (besar) fans Guns N' Roses (selanjutnya disebut Guns), band raksasa ini sudah selesai setelah studio album kembar mereka dirilis tahun 1991. Lima pemuda bajingan yang melesatkan nama Guns menjadi lokomotif dari gerbong panjang skena hair metal di era '80-an ini, perlahan kehilangan spare part untuk terus melaju kencang.

Ya, walaupun pasar para rocker 'cantik' berambut panjang, suara melengking, make up, dan bermusik untuk seks, alkohol, narkoba, pesta dan gaya hidup jahanam calon-calon neraka lainnya itu memang luluh lantak oleh remaja berflanel, bersepatu Converse dan bersikap masa bodoh asal Seattle macam Nirvana, Soundgarden dan Alice in Chain di awal '90-an. Tapi, melihat kemegahan perpaduan hard rock, rock n roll dan ballad ala Guns yang melampaui zaman dan rekan hair metal-nya, bukan mustahil mereka jadi satu-satunya yang bisa melawan Kurt Cobain dan kroninya saat itu. Toh, pada akhirnya usia musik yang disebut grunge itu tak panjang. Tapi, Guns dan terutama Axl Rose memilih jalan lain.

Guns adalah buah pertemuan si gila Axl Rose dan si misterius Izzy Stradlin. Mereka berkawan dan memiliki idola yang sama, Nazareth. Guns pun lahir pada 1985 beranggotakan Axl Rose (vocal), Izzy Stradlin (gitar), Tracii Guns (lead gitar), Ole Beich (bass), dan Rob Gardner (drum).

Tapi itu formasi awal, sedangkan yang kita kenal hingga saat ini tentu saja formasi sempurnanya. Axl dan Izzy ditambah Slash dengan sound bluesy penuh bending yang menyayat pada gitarnya, Steven Adler yang membawa tempo cepat tapi groove-nya tetap terjaga, dan Duff McKagan yang berdarah Seattle dengan membawa sedikit punk pada betotan bassnya.

Pujian untuk Axl dan Izzy mana? Axl tentu saja sang frontman gila dan penulis lirik kreatif dan luas yang bisa mendesah lirih dan melengking seksi. Dan tanpa Izzy, Slash akan bekerja sangat keras untuk jadi pusat perhatian.

Pertentangan dan Pemuja Kesempurnaan

Guns meledak setelah debut album berdurasi 53 menit, Appetite For Destruction dirilis tahun 1987. Materi rock n roll dan hard rock-nya macam Welcome to The Jungle, Nightrain dan Paradise City benar-benar menghentak dunia saat itu. Ditambah satu lagu ballad ikonik nan asik, apalagi jika bukan Sweet Child O' Mine.

Jika ada istilah "British Invasion" di era '60 dan '70-an, di mana band-band macam The Beatles dan The Rolling Stones menjajah billboard Amerika, maka konser pertama Guns di Marquee Club, London, Inggris pada 1987 bisa disebut "US Explosion". Bagaimana tidak, resiko besar mereka ambil untuk tampil di salah satu klub legendaris yang konon dengan kurasi penonton yang sadis. Apalagi ini band Amerika. Klub yang turut melahirkan band rock besar macam Led Zeppelin, The Who hingga Pink Floyd. Tapi Guns sukses besar.

Mereka semakin berbahaya setelah merilis album 'kembar' Use Your Illusion I dan II pada tahun 1991. Musik mereka makin luas, kreatif dan durasi albumnya yang makin panjang (masing-masing 1 jam 16 menit dan 1 jam 11 menit). Suara grand piano dan synth mulai masuk. Peluru pamungkas seperti November Rain, Don't Cry, Estrange, Coma, Civil War dan Knockin' On Heaven's Door dimuntahkan. Yang terakhir menjadi salah satu lagu cover tersukses sepertinya. Orang awam tidak akan tahu kalau itu lagu uncle Bob Dylan.

Tapi, kesempurnaan berharga mahal. Perfeksionisme yang dipuja Axl membekas pada lagu November Rain yang konsepnya sudah ada sejak 1983. Lagu itu selalu disempurnakannya dan baru dirilis di tahun 1991 (memang hasilnya dahsyat, sih). Namun, di balik itu ada rekan band yang sebenarnya jengah dengan dirinya. Ditambah Axl yang didiagnosis sebagai penderita bipolar disorder (walaupun dia tak mengakuinya) yang membuat moodnya bisa berubah drastis dalam sekejap. Itu membuatnya rajin menyulut kemarahan, keonaran, dan berujung pada pertentangan tanpa solusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun