Mohon tunggu...
Pradana Sidiq Izzulhaq
Pradana Sidiq Izzulhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - hi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030092)

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Apa yang Kalian Ketahui tentang Soto Koya?

7 Maret 2021   09:55 Diperbarui: 7 Maret 2021   09:59 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Soto Koya (Sumber Gambar: Pradana Sidiq Izzulhaq)

Siapa disini yang belum pernah memakan soto koya? Jika kalian pecinta kuliner soto, tentu sudah tidak asing lagi dengan sajian koya. Beberapa kalian senang memakan soto yang terlihat tidak biasa. Mungkin di antara kalian ada yang senang memakan soto, dengan tambahan berupa serbuk nikmat yang biasanya bisa anda temukan pada penjual soto Lamongan. 

Soto jenis ini ialah soto koya, rasa soto yang memakai koya jauh lebih gurih dibanding soto biasa. Koya merupakan bahan tambahan berupa serbuk yang menambah cita rasa gurih pada soto. Jangan dipikir koya itu bumbu penyedap rasa atau kita sebut dengan micin sebab, koya merupaka kerupuk yang terbuat dari udang kemudian dihaluskan.

Soto sudah menjadi salah satu makanan yang populer di negara Indonesia. Hampir semua kota di Indonesia memiliki jenis soto dengan karakternya masing-masing. Sekarang ini, banyak soto yang disajikan menggunakan nasi, meski tak jarang dikombinasikan dengan lontong. Misalnya soto Betawi terkenal dengan kuah kaldu susunya, ada pula soto kudus populer dengan isinya daging kerbau. J

ika diambil intinya, makanan yang disebut soto biasanya mengandung kuah kaldu yang gurih dan berempah, dengan isian daging, seperti ayam atau daging sapi.

Nama soto diambil menyerupai nama asli hidangan ini, yaitu cau do, jao to, atau chau tu karena soto berasal dari negara Cina. Awalnya soto dinikmati di pesisir pantai utara Jawa sejak abad ke-19 sebelum akhirnya menyebar ke seluruh nusantara. Saat soto sudah tersebar ke berbagai macam-macam kota, otomatis soto dibuat ulang dengan memasukkan unsur kearifan lokal. Rasa soto disesuaikan dengan lidah masyarakat lokal. Isi soto pun juga banyak mengalami perubahan. 

Soto asli Cina yang tadinya menggunakan daging babi diganti dengan soto berisi daging sapi, ayam, dan juga kerbau. Seiring perkembangan zaman dan penyesuaian selera lokal, soto tak hanya berisi jeroan, tapi lebih beragam. Seperti soto kudus misalnya, disana soto diolah dari daging kerbau karena sapi dianggap sebagai hewan suci yang tidak boleh disembelih dan dimakan. Selain itu, ada juga daerah yang menambahkan telut, tauge, kol, santen, dan banyak lainnya. Semua menyesuaikan selera dan kebudayaan masing-masing daerah.

Tidak lupa menu pendamping soto di setiap masing-masing kota berbeda. Di Blora, soto biasanya disantap bersama kletuk yang terbuat dari getuk singkong. Beda lagi dengan soto Padang yang selalu ditemani oleh perkedel. Kalau soto Lamongan dan Ambengan sudah jelas tidak bisa lepas dari koya. Rata-rata harga soto relatif memang terjangkau. Kalian juga bisa membuatnya dengan mudah di rumah. Jika ingin hidangan untuk keluarga lebih gurih dan pedas, kalian juga bisa menambahkan koya ke dalam semangkuk soto biasa.

Langkah-langkah membuat soto koya

1. Siapkan bahan

Bahan pembuatan koya hanya ada 2, yaitu bawang putih dan kerupuk udang. Perbandingan antara bawang putih dan kerupuk udang. Perbandingannya antara bawang putih dan kerupuk udang adalah 1:2. Artinya, 1 siung atau butir bawang putih untuk 2 buah kerupuk udang. Sebelum digunakan, jemur kerupuk udang terlebih dahulu agar kerupuk tersebut mengembang dan renyah saat digoreng. Karena koya yang mantap dihasilkan dari kerupuk udang yang berkualitas. Maka dari itu, pilih kerupuk dengan kandungan udang yang tinggi. Supaya rasanya gurih dan lezat.

2. Goreng bawang putih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun