Mohon tunggu...
Prabu Bathara Kresno
Prabu Bathara Kresno Mohon Tunggu... Lainnya - Analis Konsultasi dan Bantuan Hukum

Dalam Asa, Rasa, Cipta, Karsa dan Karya Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lain Sisi: Tagana Jadi Garda Terdepan Bencana, Dibayar Berapa?

25 Oktober 2017   07:56 Diperbarui: 25 Oktober 2017   08:03 2257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Direktur PSKBA, Adhi Karyono bersama peserta dari Asean +3 dan Tagana Indonesia|Dokumentasi pribadi

Tondano (25/10/2017) - Taruna Siaga Bencana (Tagana) merupakan lembaga yang berada dibawah koordinasi Kementerian Sosial. Tagana dibentuk pasca bencana tsunami melanda Aceh tahun 2004 silam telah memiliki 35.024 orang Tagana. Animo masyarakat yang memiliki jiwa sosial banyak mengajukan diri bergabung menjadi sukarelawan dalam lembaga ini, namun tidak semua yang mendaftar diterima, ada standar serta standar tertentu yang harus dipenuhi.

Siap sukseskan Jambore dan Bhakti Sosial Tagana|Dokumentasi pribadi
Siap sukseskan Jambore dan Bhakti Sosial Tagana|Dokumentasi pribadi
Tagana dituntut berada di lini paling depan di setiap penanganan bencana yang terjadi di seluruh pelosok Indonesia.

Disela-sela kegiatan Jambore dan Bhakti Sosial Tagana, di Tondano, Selasa (24/10), Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA), Adhi Karyono, mengatakan "Begitu ada bencana, mereka (Tagana.red) paling lambat harus sudah ada kurang dari satu jam dilokasi kejadian bencana."

Kegiatan yang d hadiri 1.500 Tagana dari seluruh Indonesia dan peserta dari negara Asean danegara di luar Asean seperti Korea Selatan, China dan Jepang bertujuan untuk melakukan konsolidasi secara nasional dan mengukur kemamluan Tagana dari setiap daerah di seluruh Indonesia melalui perlombaan dan pembinaan di lapangan serta sebagai ajang berbagi  ide dan pengalaman dengan negara tetangga.

"Penanggulangan bencana berbasis masyarakat menjadi tujuan dalam penurunan resiko kebencanaan yang lebih efektif," tambah Adhi.

Antusias anggota Tagana untuk mengikuti event tahunan tersebut, kata Adhi, cukup tinggi. Hal itu terlihat dari jumlah peserta yang melebihi kapasitas undangan yang ditentukan.

"Namun, kita tidak dapat melarang, karena mereka menggunakan biaya sendiri," tambah Adhi.

Adhi mengaku, tidak terlalu ambil pusing memikirkan kelebihan jumlah peserta Tagana. Sebab anggota Tagana tidak meminta fasilitas kamar hotel dan katering.

"Mereka cukup dengan tidur di tenda dan makanan yang mereka siapkan sendiri," tambahnya.

Kendati demikian, jika menilik jumlah daerah rawan bencana, yang mencapai 323 kabupaten, jumlah anggota Tagana saat ini masih kurang.

"Paling tidak kita butuh 120 ribu orang. Makanya kita bentuk Sahabat Tagana, itu biayanya lebih murah. Sekarang  sudah tiga tahun ini berjalan, sejak masa ibu Menteri," terang Adhi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun