Mohon tunggu...
Prabu Bathara Kresno
Prabu Bathara Kresno Mohon Tunggu... Lainnya - Analis Konsultasi dan Bantuan Hukum

Dalam Asa, Rasa, Cipta, Karsa dan Karya Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tata Krama Budaya dalam Masyarakat

11 Juni 2017   12:37 Diperbarui: 11 Juni 2017   12:56 4034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabu bersama Little Angel (Bertatakrama Budaya)

Indonesia adalah bangsa yang besar, yang terkenal akan budayanya yang ramah kepada setiap pendatang. Negara dimana asas saling menghormati dijunjung tinggi. Inilah negara dimana orang-orangnya saling toleran dan senantiasa menjunjung tinggi kebersamaan.

Nilai-nilai budaya yang telah disepakati dan tertanam dalam masyarakat atau organisasi yang mengakar menjadi kebiasaan dan kepercayaan serta menjadi acuan perilaku. Dan menjadi suatu konsep yang hidup di alam pikiran masyarakat. Seperti halnya, unggah-ungguh yang terdapat dalam masyarakat Jawa, misalnya saling menghormati yang terwujud dari sikap kesharian. Seperti membungkukkan badan bila lewat di hadapan orang lain, menjalin tali persaudaraan dengan siapapun yang dapat di implementasikan dalam hal gotong royong, berbicara dengan santun, saling tolong-menolong dan masih banyak lagi unggah-ungguh yang diperkenalkan oleh leluhur dan menjadi nilai budaya. Hal tersebutlah yang dijadikan sebagai suatu kebiasaan dalam masyarakat yang menjadi suatu nilai tata krama, sebagaimana halnya unggah-ungguh yang di perkenalkan serta di ajarkan oleh para sesepuh dalam kehidupan sehari-hari.  

Tata krama dalam masyarakat lebih menitikberatkan kepada norma-norma sopan santun dalam bermasyarakat. Norma-norma itulah yang menjadi nilai tata krama dalam budaya masyarakat yang beretika, bertata krama, bersopan santun. Dan pentingnya bertata krama di era modern serta kemajuan jaman dan teknologi seperti saat ini tidak hanya terbatas pada perorangan saja. Namun, bertata krama dalam bermasyarakat, berumat, berkemanusiaan serta berbangsa dan bernegara.

Dalam tata krama budaya yang telah di ajarkan para leluhur dahulu, untuk dapat menghormati seseorang tidak perlu harus mengenal orang itu terlebih dahulu. Kita harus menghormati seseorang yang kita kenal maupun tidak. Sopan santun sangat penting dalam kehidupan kita, dan merupakan cara yang paling mudah untuk dapat diterima di masyarakat dan lingkungan. Dan untuk dapat menghormati orang lain, maka kita harus dapat menghormati diri sendiri terlebih dahulu, baru kita akan bisa lebih memahami bagaimana cara menghormati orang lain. Misalkan, menyerobot antrian saat diloket tiket, secara langsung akan banyak pihak yang dirugikan terutama para pengantri yang mengantri dengan tertib.

Tata krama dalam masyarakat dapat menciptakan suatu kebaikan, keselarasan, kedamaian, kebahagiaan dan keselamatan. Kehormatan suatu masyarakat di antaranya tergantung pada tata krama yang berlaku dalam masyarakat itu. Karena tata krama atau sopan-santun adalah hasil proses pengadaptasian seseorang dalam bersosialisasi. Jadi tata krama dapat dipelajari. Oleh karena itu tata krama seseorang sangat erat kaitannya dengan kebiasaan "sopan-santun" yang diadaptasi dari lingkungan keluarga, lingkungan hidupnya dan tidak terlepas dari kemampuan seseorang dalam menyerap nilai-nilai sopan-santun yang ada di lingkungan sekitarnya. 

Seseorang yang kurang peka dalam bermasyarakat, terlebih lagi bila menutup diri, maka dia akan kehilangan kesempatan untuk mampu bertatakrama sesuai dengan masyarakatnya, ia akan tercabut dari akar budayanya dan pada gilirannya akan merasa asing di tengah masyarakat budayanya sendiri. Alangkah sepi dan sunyinya manusia yang menyendiri di tengah keramaian manusia lainnya. 

Peran tatakrama bagi masyarakat menjadi hal yang penting "perannya" bagi terbentuknya harga diri manusia dan masyarakatnya. Dengan demikian keterpeliharanya tatakrama pada akhirnya menjadi daya dorong dalam mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia. 

Nilai tata krama merupakan hasil dari pembelajaran manusia dalam bermasyarakat dan bersumber dari nilai: 

  • Agama: sebagai sumber pengetahuan tata krama yang berperan dalam membentuk karakter manusia.
  • Nurani: sebagai pembelajaran dalam diri manusia yang selalu dapat membedakan hal yang baik dan tidak baik
  • Keluarga: sebagai pembentuk karakter keluarga untuk dapat bertata krama yang baik
  • Adat Istiadat: sebagai kontrol budaya dan penyesuaian diri atas norma yang berlaku di masyarakat
  • Kebiasaan: suatu hal yang dilakukan berulang kali dapat menjadi nilai sumber tata krama
  • Peradaban Bangsa: sebagai sumber acuan peradaban bangsa yang masih dalam taraf berkembang

Dengan kita memahami nilai-nilai tata krama budaya dalam masyarakat, dapat meminimalisir hal-hal negatif yang mungkin saja terjadi di lingkungan bermasyarakat. Karena dengan kita bertata krama, maka masrakat yang ada di lingkungan kita juga akan menjunjung tinggi nilai-nilai tata krama tersebut. Selainitu, diharapakan pengetahuan tentang tata krama itu harus secara sadar dilatih dan digunakan dalam hidup keseharian. Sebab kemampuan bertata krama pada dasarnya adalah kebiasaan yang dipakai sehari-hari, hasil proses belajar yang terus menerus. Selanjutnya, di sampaikan ke lingkungan sekeliling, mulai dari keluarga sampai masyarakat sekitarnya.

Semoga nilai-nilai tata krama budaya dalam masyarakat akan semakin tumbuh dan berkembang. Dan dapat menjadi filter hal-hal negatif di era modern seperti saat ini.

Jakarta, 11 Juni 2017

Prabu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun