Mohon tunggu...
prabas jihwakir
prabas jihwakir Mohon Tunggu... -

Indonesian Scholar,

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Negeri Lima Menara = Harry Potter?

25 Juni 2012   22:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:32 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negeri 5 Menara terbukti mendatangkan pengaruh yang cukup besar di negeri ini. di tengah hiruk pikuk prahara, polemik, problematika internal Indonesia yang dari zaman dulu hingga sekarang belum juga mendekati kata usai, setidaknya karya ini mampu menyita perhatian dan menjadi bagian dari solusi salah satu problematik yang ada di negeri ini. selain kisahnya yang inspiratif dan unik, novel yang berbasis kisah nyata ini mampu memberi inspirasi kepada dunia pendidikan di Indonesia. seseorang di Bekasi bernama Sukarmin mengaku, bahwa novel ini telah merubah hidupnya. Menurut pengakuannya mantra man jadda wajada mampu menggugah dan melejitkan potensinya, dan walhasil Karmin sukses berkarir. Penulis sendiri mengaku bahwa dia menulis novel lantaran ingin mendatangkan manfaat bagi orang lain. Berangkat dari ketulusan dan niat suci inilah, penulis yang meraih penghargaan penulis terbaik 2011 ini, karya hebat ini berhasil diterbitkan. yang heboh, capaian pencetakan novel ini menjadi yang terbanyak sepanjang Gramedia Publishing berdiri. Namun yang unik, ternyata salah satu sumber inspirasi Fuadi dalam munculnya ide untuk menulis adalah Harry Potter. Menurut pengakuan Fuadi yang ditemui dalam acara talk show di Gontor, Fuadi memaparkan bahwa salah satu inspirasi dia menulis adalah Harry Potter karya JK.Rowling. "Mengapa? ya karena di Gontor itu kayak di Hogwarts, kita harus meninggalkan rumah, pisah dengan orang tua, proses belajar memakan waktu kurang lebih enam tahun, dan masih banyak kemiripan antara Gontor dan Hogwarts," kenang Fuadi. "Selain itu, di Gontor - tempat Fuadi dkk mendapat filsafat dan acuan hidup - santri juga punya mantra, bedanya kalau di Gontor mantranya lebih sakti dan lebih applicable," tambah Fuadi menguatkan argumennya. Mungkin hanya satu yang beda, di Gontor tidak ada Lord Voldemort, yang selalu mengancam Harry setiap saat. Bila Harry lengah, Voldemort gotta kill him. Itu jugalah yang menjadi salah satu alasan terkuat mengapa Fuadi tidak menulis tujuh edisi seperti kepunyaan Rowling. Saat ini Fuadi masih dalam proses penyelesaian karya terakhir dari trilogi 5 menara. untuk judul sengaja Fuadi tidak publikasikan lebih dulu. " pokoknya judulnya ...1...," encode Fuadi.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun